BBPOM Manado Sita 27.959 Barang Ilegal
Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Manado menyita 27.959 barang ilegal selama 2014.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Manado menyita 27.959 barang ilegal selama 2014. Produk yang disita terdiri dari kosmetik dan obat tradisional ilegal.
"Penyitaan dilakukan dari sidak yang kami gelar selama 2014 di Sulut dan Maluku Utara," ujar Kepala BBPOM Manado, Susan Gracia Arpan, Selasa (11/11/2014).
Menurut dia, 27.959 pieces produk ilegal tersebut terdiri dari kosmetik ilegal sebanyak 235 item, 14.089 pieces, dan obat tradisonal ilegal sebanyak 23 item dengan jumlah 2.528 pieces dan obat tanpa izin edar sebanyak 121 item dan 11.342 pieces.
Sedangkan total nilai keekonomian untuk seluruh produk ilegal adalah Rp 366.197.000.
Untuk kosmetik ilegal dilakukan penyitaan karena tanpa izin edar, sebanyak 209 item atau 11.797 pieces dan tidak memenuhi persyaratan dalam pengerjaan, mengandung bahan berbahaya sebanyak 26 item dengan rincian 2.292 pieces.
"Kandungan bahan berbahaya yang terdapat di dalamnya adalah merkuri, hidroquinon, asam retinoat dan pewarna rhodamin B," tuturnya.
Jika pemakaian kosmetik menggunakan bahan berbahaya dapat menyebabkan iritasi kulit, gangguan ginjal, karsiogenik atau pemicu kanker sampai dengan kematian.
Sedangkan untuk obat tradisional ilegal yaitu obat tradisional tanpa izin edar sebanyak 19 item, 1.219 pieces dan obat tradisional tidak memenuhi persyaratan atau mengandung bahan kimia obat sebanyak 4 item, 1.309 pieces.
Dengan kandungan bahan kimia obat yang sering ditemukan adalah sildenafil atau tadalafil, sibutramin, paracetamol, dexamethasone.
Kabid Pemeriksaan dan Penyidikan BBPOM Manado Sarinah menambahkan, ini merupakan hasil dari operasi gabungan daerah yang dalam setahun sebanyak tiga kali, dan operasi serentak yang dilakukan di seluruh Indonesia.
"Kami juga melakukan operasi barang-barang yang dijual di online. Juga melakukan operasi penertiban pasar terhadap produk kosmetik dan makanan," tuturnya. (erv)