Binaan Lapas Sukamiskin Produksi 300 Botol Susu Kedelai
Bagaimana tidak, penjara merupakan sebuah tempat bagi orang-orang yang bermasalah
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Dony Indra R
TRIBUNNEWS.COM -- BILA mendengar kata penjara, tentu ada rasa ketakutan tersendiri bagi sebagian orang. Bagaimana tidak, penjara merupakan sebuah tempat bagi orang-orang yang bermasalah.
Namun, tak semua narapidana di setiap penjara seperti apa yang dibayangkan. Seperti di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Sukamiskin yang berada di Jalan AH Nasution, Kota Bandung.
Di tempat yang menjadi rumah para koruptor ini, narapidana atau yang disebut warga binaan di sini membuat suatu hasil produksi sendiri yang bisa dipasarkan. Warga binaan di bawah naungan Gugus Dharma Wirabhakti (organisasi pramuka di Lapas) mengisi waktunya dengan membuat susu kedelai.
Setiap harinya, sepuluh orang warga binaan yang menghuni Lapas Sukamiskin beraktivitas di suatu ruangan khusus untuk produksi susu kedelai. Di ruangan ini, segala alat untuk membuat susu kedelai sudah tersedia, mulai kompor hingga lemari pendingin.
Susu kedelai yang diberi merek "Suka" ini tak kalah enaknya dari susu kedelai-susu kedelai lain hasil produksi pabrikan ternama. Untuk sebotol susu kedelai berukuran 250 mililiter, dihargai Rp 6.000.
Seorang koordinator produksi susu, Ricksy Prematuri, mengatakan, dalam satu hari, kelompoknya bisa menghasilkan 300 botol susu kedelai.
"Untuk menghasilkan 300 botol susu kedelai kita membutuhkan enam kilo kedelai," ujarnya di Lapas Sukamiskin, Selasa (11/11).
Untuk mendapatkan bahan-bahan, pihaknya harus mendapatkan dari luar lapas. Statusnya sebagai warga binaan Lapas Sukamiskin, membuatnya tidak mudah untuk keluar masuk Lapas untuk mendapatkan bahan. Namun, para petugas yang mendukung kegiatan para warga binaan inilah yang memberikan bahan kedelai setiap harinya.
"Jadi ada petugas yang sudah nyiapin bahannya, baru nanti kita yang olah sendiri di sini. Untuk pasokan sih gak ada masalah, komponennya juga gak terlalu banyak," katanya.
Ricksy beranggapan, kegiatan seperti ini sangat bermanfaat bagi dirinya dan sebagian warga binaan yang ikut ambil bagian dalam memproduksi susu kedelai.
"Nantinya kalau sudah keluar dari sini (Lapas), kita punya bekal sendiri untuk buka usaha sendri, kita sudah punya keahlian," katanya.
Salah seorang pembina mereka yang juga petugas lapas, Suseno mengatakan, hasil produksi dari para warga binaan ini belum dipasarkan hingga keluar Lapas. Pasalnya, program yang dilakukan oleh para warga binaan ini masih terbilang baru, sehingga belum ada izin edar dari instansi terkait.
"Pemasarannya masih sekitar sini saja, masih di dalam sini, sekarang lagi diproses dulu di Depkes, kalau sudah didapatkan izinnya, tidak menutup kemungkinan pangsa pasarnya keluar Lapas," katanya.
Lebih lanjut, Suseno mengatakan, nantinya hasil dari penjualan akan dikumpulkan untuk membeli kembali bahan dan membayar biaya lainnya. Modal pertama program produksi ini pun didapat dari dana kumpulan gugus Dharma Wirabhakti. Selain itu, menurut Suseno, saat ini kesepuluh pegawai belum digaji. Namun, tidak menutup kemungkinan ke depannya akan ada sistem gaji bagi para pegawai.
"Sekarang mereka cuma mengisi hari-hari mereka dengan kegiatan yang positif, nanti kalau marginnya bagus ada sistem penggajian," katanya.
Kepala Lapas Sukamiskin Marselina Budiningsih mengatakan, pihaknya mendukung kegiatan positif yang dilakukan oleh para warga binaan ini. Bahkan menurutnya, bukan hanya produksi susu kedelai, di Lapas ini pun para warga binaan memproduksi yang lainnya.
"Banyak, ada kaligrafi, budidaya jamur, lele, ada juga mawar yang pesanannya sudah sampai keluar, nah ini (susu kedelai) yang barunya. Ke depan mau buat pelatihan roti, mudah-mudahan terlaksana," katanya.
Meskipun baru menjabat sebagai Kepala Lapas kurang dari satu tahun, ia memiliki tekad untuk menjadikan warga binaan di Lapas Sukamiskin memiliki kegiatan yang bermanfaat, bukan saja bagi diri sendiri tapi bagi orang lain.
"Dalam kepimimpinan saya, inginnya mereka melakukan hal yang berguna bagi orang lain, lebih menyentuh kemanusiaan," katanya.(*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.