Seneng Mujiasih Mengaku Punya Pacar Bule
Pada tahun 2007 atau setahun setelah lulus SMA, Seneng Mujiasih yang saat itu berusia 21 tahun memutuskan untuk merantau ke Hongkong.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Rachmat Hidayat
"Terakhir Facebook-an sehari sebelum dia meninggal, itu tanggal 31 Oktober pukul 06.45 WITA. Waktu itu, saya hanya tanya kabar dan bagaimana pekerjaannya. Dia bilang, kabar baik dan pekerjaannya lancar. Waktu itu dia juga pasang (upload) tiga foto. Ini foto-fotonya," kata Marini seraya menunjukkan foto Seneng di taman di distrik Wan Chai, Hongkong.
Tujuh tahun lalu, Seneng berangkat ke Hongkong bersama tiga teman sedesanya. Mereka berangkat ke Hongkong atas ajakan, Sahiri, warga Desa Sidomakmur. Saat itu, keempatnya berangkat ke Hongkong melalui perusahaan pemberangkatan TKI atau PJTKI di Banyuwangi, Jawa Timur.
"Dia berangkat dari Banyuwangi, dia di sini cuma urus surat pengantar dari desa. Waktu awal dia ke Hongkong, dia bilang kerja sebagai pembantu rumah tangga, membantu menjaga orang yang sudah tua. Waktu dia pulang kampung ke sini, dia kasih foto-fotonya waktu dia kerja jaga orang tua di Hong Kong," kata Mujiharjo seraya mengambil dan menunjukkan foto-foto tersebut.
Dua pekan di kampung halaman pada 2009, Seneng menyempatkan mengurus surat adminitrasi untuk berangkat kembali ke Hongkong.
"Waktu 2009 itu lagi hari Lebaran. Dia pulang dan urus surat lagi dan kerja di restoran. Nggak tahu restoran apa," ujarnya.
Sang kakak, Sri Suantoro baru kembali ke rumah dari perantauan di Papua pada 2012. Ia belum bertemu adiknya sejak tahun 2007.
"Saat Seneng pulang ke sini, saya berada di Monokwari, lagi bekerja juga di sana. Kalau tahu seperti ini, saya pasti balik untuk bertemu dengan Seneng," sesalnya.
Karena tumbuh besar bersama sejak kecil, Sri Suantoro mengaku mengetahui betul tabiat sang adik. Menurutnya, adinya itu terbilang perempuan baik, mudah bergaul, dan tidak mudah marah.
Hanya soal kehidupannya di Hongkong, Seneng terbilang tertutup terhadap keluarga.
"Kalau ditanya soal kehidupannya di Hongkong, jawabannya dia cuma bilang hidup enak. Saya ndak tahu dia terbuka atau tertutup kalau sama teman-temannya di kampung," ungkapnya.