Ajukan Kredit Malah Diminta Temui Kepala Bank di Kamar Hotel
Korban pelecehan seksual yang diduga dilakukan oleh kepala Bank NTT Cabang Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Yandri de Ornay, tak hanya satu orang.
Editor: Gusti Sawabi
Tribunnews.com, KEFAMENANU - Korban pelecehan seksual yang diduga dilakukan oleh kepala Bank NTT Cabang Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Yandri de Ornay, tak hanya satu orang.
Anggota DPRD NTT, Jefry Un Banunaek mengatakan, dua nasabah lainnya yang menjadi korban pelecehan seksual yakni dan RJ dan SH. Keduanya juga adalah warga Larantuka, Flores Timur.
“Tadi saat datang mengadu ke kita, hanya ibu KA. Namun saat itu juga dia membawa serta dua surat bermaterai dari dua orang korban lainnya. Ketika mengajukan kredit, mereka ditawarkan atau diajak untuk berhubungan seksual di hotel,” jelas Jefry.
Kompas.com menerima salinan surat tersebut. Surat itu ditujukan kepada Direktur Utama Bank NTT.
Ajak Korban Phone Sex
Dalam surat itu, RJ menceritakan kronologi kejadian tersebut. Hal ini berawal ketika dirinya ingin menaikan plafon kredit dari Rp 250 juta menjadi Rp 500 juta. Saat itu RJ pun diminta melengkapi semua berkas persyaratan. Setelah lengkap, ia diminta menemui Yandri di sebuah hotel di Larantuka.
Ketika bertemu, RJ membawa buah apel. Namun, saat itu, Yandri memintanya mengganti buah apel dengan buah anggur. RJ pun akhirnya menyanggupinya dan langsung membawanya ke hotel.
Begitu kembali ke hotel, Yandri memaksanya untuk masuk ke dalam kamar hotel. RJ pun mengaku menolaknya. RJ pun meninggalkan hotel. Belum cukup, Yandri menghubungi RJ dan mengajaknya melakukan seks via telepon. RJ pun tidak menghiraukannya. Kendati demikian, permohonan kredit RJ cair.
Sementara itu SH, dalam suratnya, menceritakan bahwa dirinya berniat mengajukan pinjaman untuk usaha warungnya sebesar Rp 50 juta. Yandri pun meminta SH menemuinya di hotel.
Ketika bertemu di hotel, Yandri, tanpa basa-basi, memegang punggung dan bokong korban. "Saya pegang sedikit ya," kata Yandri. SH mengaku, Yandri menolak permohonan kreditnya.
Terkait dengan hal itu, Yandri, yang dihubungi melalui telepon selulernya, mengaku mengajak ibu-ibu untuk berkencan di Hotel. Namun hal ini tidak berujung pada hubungan seks.
“Saya tidak lakukan pelecehan. Mungkin bahasa saya yang dianggap sebagai pelecehan,” kilah Yandri.