Wayang Kontemporer Ramaikan Penutupan HUT Batu
Penutupan rangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Batu ke-14 akan diisi dengan pagelaran wayang kontemporer, Sabtu (15/11/2014) malam.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, BATU - Penutupan rangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Batu ke-14 akan diisi dengan pagelaran wayang kontemporer, Sabtu (15/11/2014) malam.
Menurut Koordinator Resepsi Penutupan HUT Kota Batu, Bagyo Prasasti Prasetyo, adab dua gelaran wayang yang akan ditampilkan, khusus wayang kontemporer bernama Wayang Kampung Sebelah dari Solo akan dimainkan oleh Dalang Jelitheng Suparman.
"Nanti ada penampilan dua wayang kulit dua jaman. Ada tradisional dan kontemporer," katanya saat jupa pers, Jumat (14/11/2014).
Dalang wayang tradisional dimainkan oleh Ki Sukamto Gondo Asmoro. Keduanya melakonkan Betari Sri Manjing (Sri Balek). Keduanya bertema pertanian organik.
Dewi Sri sebagai simbol kejayaan pertanian akan kembali ke Batu. Dewi Sri diculik di kahyangan. Hal ini membuat paceklik.
"Wayang Kampung Sebelah judulnya bertani organik semakna dengan perjuangan kemerdekaan. Bertani organik bukan hal yang mudah. Yang dihadapi kapital-kapital besar, hotel besar, pengusaha pupuk an organik, makanya setara dengan perjuangan," papar mantan ketua KPUD Kota Batu ini.
Ia menambahkan, kalau dalang wayang dari luar, nanti bintang tamu dari lokal, yakni musik dari tahu berontak. Grup musik ini merupakan simbol anak-anak Batu dari penyuka punk, rock, pop, hingga dangdut.
"Penampilan grup tahu berontak dan wayang kontemporer ditujukan supaya wayang dilihat anak-anak muda," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.