Pelajar SMP Pasuruan yang Nekat Bunuh Diri Ini Mengaku Kerap Mendengar Bisikan
Pelaku bunuh diri Moch Mukhlis (15) yang melompat dari atas tower seluler setinggi 62 meter mengaku sering mendapat bisikan gaib
Editor: Sugiyarto
![Pelajar SMP Pasuruan yang Nekat Bunuh Diri Ini Mengaku Kerap Mendengar Bisikan](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/bangku-kosong_20141115_190508.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, PASURUAN - Pelaku bunuh diri Moch Mukhlis (15) yang melompat dari atas tower seluler setinggi 62 meter di belakang Kantor Pos, Bendomungal, Kecamatan Bangil, Jumat (14/11/2014), mengaku sering mendapat bisikan gaib kepada guru-gurunya.
"Dia cerita ke guru-guru dan juga kepada saya. Dia mengaku mendapat bisikan-bisikan yang mengatakan dirinya kafir. Dia dituduh mengikuti aliran sesat," kata Guru SMP 2 Muhammadiyah Bangil, Muhammad Agus, saat ditemui, Sabtu (15/11/2014) pagi.
Dikatakannya, sejak kelas VII, Mukhlis dikenal sebagai anak yang pendiam. Namun, perubahan pada diri Mukhlis mulai tampak sejak awal-awal kenaikan kelas IX.
Selama di sekolah, Mukhlis juga aktif dalam kegiatan keagamaan. Nilai rapotnya juga standar, meski tidak mendapat rangking sepuluh besar.
"Mulai awal kelas IX sudah tampak perubahan, dia jarang masuk ke sekolah. Saya sempat datangi ke rumahnya, saya tanya ke bapak dan ibunya ada masalah apa. Katanya, Mukhlis mendapat gangguan bisikan-bisikan tidak jelas," katanya.
Dikatakannya, menurut cerita orangtuanya, terkadang Mukhlis terbangun secara tiba-tiba pada malam hari dan merasa ketakutan. Keanehan perilaku Mukhlis juga kadang terjadi di sekolah.
Ketika sedang ada pelajaran di klas, tiba-tiba Mukhlis membaca Alquran sendiri. "Kadang waktu khotbah Jumat di masjid sekolah, dia tiba-tiba baca Alquran keras-keras," terangnya.
Atas perubahan perilaku tersebut, dirinya kemudian menyarankan kepada orangtua Mukhlis agar dibawa ke dokter untuk mendapatkan pengobatan. Pihak sekolah juga memberikan dispensasi hingga akhir Desember kepada Mukhlis untuk berisitirahat di rumah.
"Saya sarankan ke dokter saraf, dibawa ke RSUD untuk diobati. Saya juga kasih kesempatan hingga akhir Desember untuk menenangkan pikiran di rumah," katanya.
Setelah diobati, Mukhlis memang tidak lagi bicara sendiri lagi, namun berubah menjadi lebih sering melamun, tatapan matanya seolah menjadi kosong.
Hingga akhirnya, setelah seminggu tidak masuk sekolah. Mukhlis Jumat (14/11/2014) masuk sekolah. Pada saat kegiatan mengaji, tiba-tiba Mukhlis menghilang dan keluar dari sekolahan.
"Waktu petugas sedang mengabsen dan mendata kelengkapan anak, ternyata Mukhlis tidak ada. Beberapa saat kemudian ada kabar anak SMP naik ke atas tower. Waktu petugas kami kesana, posisi Mukhlis sudah sampai tengah dan tahu-tahu langsung meloncat," terangnya.
Agus menambahkan, saat itu guru-gurunya di sekolah banyak yang pingsan. Mereka tak menyangka, Mukhlis berbuat senekat itu.