Benang Pengaman di Uang Tidak Bisa Dipalsukan
"Benang itu dibenamkan lewat proses anyaman sehingga sulit dipalsukan," kata Aryana.
TRIBUNNEWS.COM,DENPASAR - Bank Indonesia Wilayah III Bali Nusa Tenggara saat ini sedang gencar menyosialisasikan ciri-ciri keaslian uang rupiah tanpa menggunakan alat keaslian uang.
Hal ini dilakukan karena, sebagian besar masyarakat tidak memiliki alat tes tersebut, apalagi pada daerah pedalaman.
Kepala Tim Sistem Pembayaran Bank Indonesia Wilayah III Bali Nusa Tenggara, I Gede Aryana kepada Tribun Bali disela-sela acara sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah dan penukaran uang lusuh atau rusak di depan Monumen Badjra Sandhi Renon, Minggu (16/11) mengatakan, pihaknya melakukan sosialisasi secara rutin hingga ke pelosok.
Pihaknya menjadwalkan kegiatan sosialisasi setiap hari sabtu dan minggu.
Dikatakannya, uang yang sering dipalsukan yaitu nominal Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu, pemalsu kurang berminat memalsukan uang dibawah nominal Rp 50 ribu karena berimplikasi pada pembengkakan biaya.
Untuk mengetahui ciri-ciri keaslian uang menggunakan panca indera masyarakat bisa meraba benang pengaman yang berada di bagian kanan uang.
"Benang itu dibenamkan lewat proses anyaman sehingga sulit dipalsukan," kata Aryana.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.