Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Empat Kunci Utama Agar Bisa Jadi Model Profesional

"Ada postur, skill, karakter dan attitude (sikap). Kalau itu semua dimiliki, saya rasa tidak masalah mau bersaing dengan asing apa lokal.

zoom-in Empat Kunci Utama Agar Bisa Jadi Model Profesional
surya/ahmad zaimul haq
Eddy Rizaldy dan para model MC Model Management usai latihan rutin di Manyar Kartika, Surabaya, Sabtu (15/11/2014). 

TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA – Para model di Surabaya mengaku santai-santai saja menghadapi model asing yang makin massif merambah Kota Pahlawan ini.

Florence Dannies, model dari MC Model Management misalnya, yakin eksistensi model lokal tak akan tergusur begitu saja.

”Biasa saja karena untuk menjadi model yang baik dan bisa eksis, bukan faktor lokal atau asing yang menjadi kuncinya," tutur Florence yang ditemui Surya di sela latihan, Sabtu (15/11/2014).

Finalis Miss Indonesia 2014 ini lalu menyebut empat kunci yang harus dimiliki seorang model untuk eksis.

"Ada postur, skill,  karakter dan attitude (sikap). Kalau itu semua dimiliki, saya rasa tidak masalah mau bersaing dengan asing apa lokal. Ya dalam bidang apapun, memang harus bersaing,” tutur gadis 19 tahun yang tidak sekadar berteori ini.

Ia mengaku sudah membuktikan omongannya dengan berkali-kali tampil se-catwalk dengan model asing.

Diakuinya, dari segi postur, model-model asing memang banyak yang lebih unggul.

Berita Rekomendasi

Tetapi skill, karakter, dan attitude yang ia tunjukkan bersama model lokal lainnya, bisa menjadi magnet tersendiri.

”Model itu harus bisa mengeluarkan aura kewanitaannya. Kalau tidak bisa, model asing sekalipun, ya bakal kalah bersaing,” terangnya.

Itu sebabnya, lanjut Florance, giat berlatih dan mendengarkan arahan pelatih menjadi wajib hukumnya. Lewat usaha itu, skill seorang model akan terasah dan berkembang dengan baik.

Florence mengaku beruntung, agency tempatnya bernaung selalu menekankan pentingnya sikap dan karakter bagi  seorang model profesional.

”Para model di sini cenderung pendiam. Mungkin karena beda budaya sehingga mereka kurang bisa berkomunikasi dengan kami,” katanya sembari tertawa.

Pengakuan serupa muncul dari Grace Tanojo, model yang cukup dikenal di dunia fashion Surabaya.

Alumnus Univesritas Kristen Petra ini yakin derasnya kedatangan model bule, tidak akan serta merta mematikan model lokal. Dari kualitas postur, model lokal juga cukup bisa bersaing.

"Model lokal kini banyak yang tingginya menyamai model Caucasian (bule)," tuturnya.

Malah kemampuan berlenggak-lenggok di catwalk, kata Garce, model-model lokal lebih piawai dan lebih anggun.

Apalagi setahu Grace, model-model mancanegara yang masuk Surabaya, tidak sebenarnya model profesional.

Sebagian adalah model “comotan” dan  ekspatriat yang bekerja di Surabaya. Mereka menjalani  model dadakan lewat kursus singkat.

Eddy Rizaldy, yang beberapa kali menggunakan jasa model asing, membenarkan karakter yang menjadi titik lemah paramodel asing.  

"Mereka kadang kesulitan mengikuti keinginan koreografer? Ya memang sulit ngepaskan antara gaya, produk dan karakter model," tutur pemilik sekolah MC Model Management ini. (day/idl/ben)

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas