Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pasca Gempa Sejumlah Warga Khawatir Jembatan Bailey Ambrol

Gempa bumi berkekuatan 7,3 Skala Richter yang terjadi Sabtu (15/11/2014) membuat pengguna jalan Manado-Tomohon was-was.

Editor: Budi Prasetyo
zoom-in Pasca Gempa Sejumlah  Warga  Khawatir Jembatan  Bailey  Ambrol
NET
Gempa bumi berkekuatan 7,3 Skala Richter yang terjadi Sabtu (15/11/2014) membuat pengguna jalan Manado-Tomohon was-was. Sejumlah warga khawatir Jembatan Bailey yang menjadi penghubung dua kota itu dalam 10 bulan terakhir ambrol. 

TRIBUNNEWS.COM.TOMOHON - Gempa bumi berkekuatan 7,3 Skala Richter yang terjadi Sabtu (15/11/2014) membuat pengguna jalan Manado-Tomohon was-was. Sejumlah warga khawatir Jembatan Bailey yang menjadi penghubung dua kota itu dalam 10 bulan terakhir ambrol.

Bobby Sambeka tak berani melewati jembatan Bailey yang berada di kilometer 13 antara Manado-Tomohon. Rasa was-wasnya kian memuncak setelah gempa mengguncang bumi Sabtu lalu. Dia khawatir jembatan itu ambrol. Tragedi longsor 10 bulan lalu yang menewaskan enam orang di jalan itu masih membayanginya.

"Setelah terjadi gempa, saya menjadi lebih takut untuk melintas di dua jembatan Bailey tersebut. Saya khawatir jembatan itu ambrol karena tak kuat menahan beban kendaraan yang lewat setiap hari," ujar warga Kakaskasen I, Kecamatan Tomohon Utara, kemarin.

Sebelum gempa pun, kondisi jembatan Bailey memang sudah sangat memprihatinkan. Banyak papan lantai yang jadi alas lapuk. Pekan lalu, kondisi tersebut bahkan membuat sebuah kendaraan Xenia terperosok karena papan yang lapuk tak kuat menahan beban.

"Jembatan ini yang saya tahu, dibangun TNI hanya sebagai jembatan darurat saja. Menyambung akses jalan yang putus. Tapi, tidak diketahui pasti kenapa jembatan ini tidak direhabilitasi pemerintah dengan dibuat jembatan baru yang permanen, sehingga keselamatan masyarakat lebih terjamin," kata Bobby.

Menurutnya, jembatan itu tinggal menunggu waktu saja untuk ambrol atau jatuh ke sungai yang jaraknya berada sekitar empat sampai enam. Kedua ujung jembatan menempel di jalan yang putus karena tersapu banjir dan longsor 10 bulan silam.

"Konstruksinya jembatan yang dibuat TNI ini mungkin sangat kuat karena dari baja, tapi kita tidak tahu kekuatan tanah tempatnya berpijak. Di musim penghujan seperti ini, bisa saja tiba-tiba ambrol akibat kondisi tanah tidak labil. Apalagi banyak kendaraan yang lewat di situ, hingga yang memiliki beban berat diatas lima ton," kata dia.

Berita Rekomendasi

Kendati didera rasa was-was, dalam beberapa kondisi dia terpaksa harus melewati jembatan itu. Untuk mengurangi resiko kerusakan jembatan lebih parah dan meminimalisir terjadinya kecelakaan di jembatan, Bobby mengaku tak langsung lewat menguntit di belakang kendaraan lain secara bersama-sama. Tapi, memilih berdiam sejenah diujung jalan, untuk melihat jika kondisi jembatan sudah kosong baru dilaluinya.

"Meski terjadi antrian di belakang kendaraan, saya tetap tidak akan lewat jembatan jika didepan saya ada mobil yang lebih dulu lewat, apalagi jika itu truck. Sebab, sangat membahayakan mengingat beban terkonsentrasi di jembatan," tuturnya.

Boaz Wilar, warga Tomohon lainnya mengaku jika hendak ke Manado, tak mau lagi menggunakan kendaraan pribadi, setelah melihat kondisi jembatan lebih memprihatinkan. "Saya saja kalau ke Manado, sudah tidak mau pakai kendaraan sendiri, karena jembatan sudah tidak aman. Jembatan tersebut sudah tidak layak untuk digunakan karena berbahaya. Jadi, Seharusnya pemerintah segera memperbaiki jembatan dengan permohonan dana bantuan bencana ke pemerintah pusat," ujarnya.

Pemerintah juga mencoba memperbaiki jembatan tersebut. Kemarin, ada empat pekerja yang mengganti papan yang lapuk dengan papan baru dari batang kelapa, sehingga belum bisa dilalui oleh kendaraan.

Untuk kendaraan dari arah Tomohon ke Manado, dialihkan lewat jalan alternatif Tinoor-Warembungan, sedangkan dari Manado ke Tomohon tetap melewati jalur utama, sebab jembatan satunya masih difungsikan kendati papannya juga sudah terlihat lapuk.

Kendati sudah dialihkan arus lalu lintas dari Tomohon ke Manado lewat jalur alternatif, namun ada banyak kendaraan yang menerobos, baik roda dua, empat hingga bus. Beruntung ada anggota Sat Lantas Polsek Tomohon Utara yang berjaga di jembatan, sehingga kendaraan dipaksa memutar lagi untuk lewat jalur alternatif, tidak lewat jembatan yang diperbaiki.

Donny, seorang pegawai di Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sulut mengakui kerusakan alas jembatan Bailey bukan akibat gempat, tapi karena banyaknya kendaraan yang lewat, terutama berbobot berat diatas lima ton.

"Jembatan ini diperbaiki bukan karena rusak akibat gempa, tapi karena papannya memang sudah lapuk, makanya diganti dengan yang baru agar lebih kuat. Jembatan ini masih aman dan layak untuk dilewati," kata Donny sambil memantau pekerja yang mengganti papan lapuk di jembatan.

Menurut Donny, mestinya masyarakat terutama pengemudi kendaraan yang bobotnya diatas lima ton ikut menjaga jembatan agar tidak rusak. Caranya dengan tidak melintas di jembatan, sebab bobotnya melebihi batas yang ditentukan.

"Sebenarnya di sini sudah dibatasi kendaraan yang lewat, untuk bobot diatas lima ton dilarang. Tapi, ada juga yang menerobos sehingga memperparah kerusakan," tukasnya sembari menambahkan jembatan bisa beroperasi lagi setelah perbaikan selesai. (warstef abisada)

Tags:
Sumber: Tribun Manado
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas