Pimpinan dan Pegawai Kejati Jateng Mengikuti Tes Urine
Ratusan pimpinan, pegawai dan staf di lingkungan Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Tengah mengikuti tes urine
Editor: Budi Prasetyo
Laporan Wartawan Tribun Jateng, M Zainal Arifin
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Ratusan pimpinan, pegawai dan staf di lingkungan Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Tengah mengikuti tes urine yang digelar di aula lantai VI kantor Kejati Jawa Tengah, Senin (17/11/2014). Tes urine tersebut digelar mendadak oleh Kajati berkerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN).
Ratusan pegawai yang tidak menduga akan dilakukan tes urine sempat kaget. Akan tetapi, mereka tetap mengikuti tes tersebut. Para pegawai pun kemudian berduyun-duyun mendatangi lokasi pelaksanaan tes urine.
Secara bergantian, para pegawai mengambil urine di toilet. Menggunakan tabung plastik, mereka menyerahkan urine ke petugas BNN yang dibantu petugas Badan Narkotika Provinsi (BNP) Jawa Tengah.
Kajati Jawa Tengah, Hartadi mengatakan, dari total sebanyak 249 pegawai di Kejati Jawa Tengah, sebanyak 238 pegawai mengikuti tes urine tersebut. Sedangkan 11 pegawai lainnya belum mengikuti lantaran sedang dinas luar.
"Tapi mereka nanti tetap akan dilakukan tes urine. Hanya saja menyusul karena sedang tidak ada di kantor," kata Hartadi, usai pelaksanaan tes urine.
Hartadi menuturkan, untuk sementara hasil tes tersebut belum bisa diketahui. Apakah ditemukan pegawai yang positif mengkonsumsi narkotika atau tidak, baru akan diketahui setelah hasil tes urine diberikan pada Selasa (18/11/2014) besok.
Hartadi menjelaskan, tes urine dilakukan untuk menghindari bahaya narkotika yang melanda seturuh pegawai Kejati Jateng. Sebagai pemicunya, sebagaimana diketahui yang terbaru yaitu seorang guru besar pun positif mengkonsumsi narkotika.
"Ini dalam rangka pengawasan dan pencegahan. Narkotika bisa saja melanda PNS, petugas atau siapa pun. Bahkan yang terbaru seorang guru besar pun kena," jelasnya.
Tes urine ini sengaja dilakukan secara mendadak. Hartadi berlasan, hal itu agar para pegawai langsung bisa mengikuti tes tersebut. Kalau pun ada yang mengkonsumsi narkotika, maka akan langsung bisa diketahui dan tidak bisa menghindar dari tes tersebut.
"Intinya kita konsensus. Selama saya menjadi Kajati, saya ingin memastikan bahwa seluruh pegawai kejati Jawa Tengah tidak ada yang kena narkotika," tegasnya.
Hartadi menegaskan, jika dari hasil tes urine nantinya diketahui ada yang positif mengkonsumsi narkotika, maka akan dilakukan tes ulang untuk memastikannya. Selanjutnya, pegawai tersebut akan dilakukan rehabilitasi untuk penyembuhan.
"Kemudian untuk pemberian sanksi, nanti akan diberikan oleh bidang pengawasan. Kami hanya menyampaikan laporannya saja," tegasnya.
Hartadi menambahkan, pihaknya akan melakukan pemantauan secara rutin terhadap pegawai. Setiap enam bulan sekali akan dilakukan tes urine untuk mengetahui perkembangan. Hal itu juga agar kasus Kasubag BIN pada Kejari Banyumas yang terbukti mengkonsumsi narkotika tidak terulang kembali pada jajaran Kejari maupun Kejati. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.