Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kepala LP Sungai Jepun Siap Bertarung di Pilgub Kalimantan Utara

Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Sungai Jepun, M Nurdin memastikan ikut bertarung pada pelaksanaan Pemilihan Gubernur Kalimantan Utara 2015.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Kepala LP Sungai Jepun Siap Bertarung di Pilgub Kalimantan Utara
Tribun Kaltim, Niko Ruru
Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Sungai Jepun, Nunukan Selatan M Nurdin. 

Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru

TRIBUNNEWS.COM, NUNUKAN - Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Sungai Jepun, Kecamatan Nunukan Selatan, M Nurdin memastikan ikut bertarung pada pelaksanaan Pemilihan Gubernur Kalimantan Utara 2015.

Nurdin kepada wartawan mengatakan, jika masyarakat memberikan kepercayaan kepadanya untuk memimpin Kalimantan Utara, dia bertekad memperhatikan kesejahteraan masyarakat khususnya di kawasan pedalaman dan perbatasan negara.

"Yang perlu dibangun yang pertama adalah memperhatikan kesejahteraan mereka bagaimana masyarakat di sini hidup sejahtera sama dengan di daerah lain," ujarnya.

Dia mengatakan, perlu memperhatikan infrastruktur jalan sehingga hasil pertanian warga bisa dijual keluar.

"Mereka bisa menjual dengan memakai kendaraan. Tidak lagi dengan memikul dan menjunjung," ujarnya.

Selain itu sumber daya alam yang ada di wilayah ini harus digeli dan dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat.

Berita Rekomendasi

"Itulah langkah-langkah saya bahwa pertama kali saya harus seperti ini," ujarnya.

Nurdin mengaku prihatin karena ada sejumlah warga yang eksodus ke Malaysia, lantaran keterbatasan akses ekonomi di dalam negeri.

"Jadi memang harus diperhatikan kesejahteraannya secara luas. Infrastruktur, pendidikan, ditingkatkan SDM-nya.

Kalau dia pintar, bisa menggali sumber daya alam yang ada," ujarnya.

Dia mengatakan, dengan adanya eksodus sejumlah warga di Kecamatan Lumbis Ogong ke Malaysia menunjukkan seakan-akan warga hatinya berada di Malaysia sedangkan badannya berada di Indonesia. Hal ini terjadi karena adanya kesenjangan kesejahteraan yang sangat jauh dibandingkan negara tetangga Malaysia.

Warga di perbatasan, kata dia, sebenarnya berharap perhatian dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk memberikan kesejahteraan kepada mereka.

Selama ini, warga di pedalaman dan perbatasan tertinggal dari segi infrastruktur.

“Contoh kendalanya karena hutan lindung dari Malinau ke Krayan, terpencil, lewat darat. Tetapi itu kan perlu kebijakan. Perlu aturan pemerintah pusat bagi daerah terpencil supaya masyarakatnya sejahtera, jauh dari ketertinggalan itu,” ujarnya.

Selain masalah kesejahteraan, tentunya pemerintah juga tidak boleh mengenyampingkan aspek keamanan.

"Supaya masyarakat tidak menganggap kita dianaktirikan, tidak mendapatkan perhatian. Contoh di perbatasan lebih dekat ke Malaysia. Kita kalau di sana hasil alam ditukar dengan barang bukan uang. Seperti beras. Hasil perkebunan ditukar dengan gula, kopi. Saya melihat karena inilah mereka ingin ke Malaysia karena di sana lebih maju," ujarnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas