Potret Sejarah Bung Karno Lewat Filateli
"Selain itu, perangko juga untuk mengenalkan kekayaan alam yang dimiliki Indonesia," ujarnya, Kamis (26/11/2014), di Garden Palace Hotel.
TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengenalkan sejarah bangsa.
Salah satunya melalui koleksi filateli alias perangko.
Nah, cara inilah yang dilakukan Ditjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika, Kementrian Komunikasi dan Informatika.
Melalui lomba "Kreatifitas dan Edukatif Pameran Filateli Nasional 2014", pemerintah ingin mengajarkan pendidikan sejarah kepada anak bangsa, khususnya generasi muda.
Woro Indah Widiastuti dari Direktur Jendral Penyelenggaraan Pos dan Informatika mengatakan, melalui lomba yang digelar lembaganya ini, pihaknya berharap para siswa selaku generasi muda mau mengenal dan belajar sejarah dari sisi lain.
Yakni, keberadaan perangko yang pernah beredar di masyarakat, baik sebelum bangsa ini merdeka maupun sesudah kemerdekaan.
"Selain itu, perangko juga untuk mengenalkan kekayaan alam yang dimiliki Indonesia," ujarnya, Kamis (26/11/2014), di Garden Palace Hotel.
Acara tersebut juga dihadiri oleh Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf.
Dari belasan karya yang masuk nominasi juara, beberapa diantaranya sangat jelas memotret sejarah bangsa dari filateli.
Siska Kusuma Ningsih misalnya. Melalui karya filateli yang diberi judul, "Dibalik sosok Ir Soekarno", dia memotret perjalanan Bapak Proklamator tersebut dengan cukup jelas.
Dalam filatelinya, Siska merangkai perangko dengan gambar Bung Karno.
Mulai perangko yang beredar di tahun 1940-an, 1950-an, hingga perangko bergambar Bung Karno yang bereda awal tahun 1960-an.
Selain perangko, uang Rp 1 dan Rp 5 bergambar Presiden Pertama yang keluar tahun 1947 juga ikut dirangkai.
Tak hanya itu saja, buku sejarah yang bercerita Bung Karno juga disisipkan dalam filateli berukuran 1 x 1,5 meter yang dibuat Siska.
"Saya suka dengan karya kreatif filateli dari Siska ini. Anaknya dapat menceritakan sejarah Bung Karno dengan cara yang cukup sederhana," tegas Wagub Jatim Saifullah Yusuf.
Selain Siska, karya filateli lainnya ditampilkan Rizal dengan mengangkat Wayang sebagai tema.
Lalu Ria Marantika mengusung tema Shio Kuda, dan tema Mickey Mouse yang ditampilkan Pinanggih Dewi Sahara.
Menurut Gus Ipul, selain punya nilai sejarah, filateli juga punya nilai ekonomis.
Ini terbukti, dengan mahalnya beberapa perangko yang dinilai punya nilai sejarah tinggi.
"Ada perangko yang laku Rp 20 miliar. Ada juga lewat koleksi perangko seseorang bisa naik haji dan pergi ke luar negeri," katanya.
Untuk itu, generasi muda, lanjut Gus Ipul perlu lebih dikenalkan terhadap filateli ditengah bombardir globalisasi melalui informasi dan teknologi (IT), seperti sosial media dan internet.
"Untuk itu, kantor pos harus melakukan gencar sosialisasi agar masyarakat senang dengan perangko," imbuh Gus Ipul.(Mujib Anwar)