TRIBUNNEWS.COM, JOMBANG - Pengasuh Ponpes Tebuireng Jombang, KH Solahudin Wahid (Gus Solah) mengaku tidak berminat untuk maju sebagai calon ketua umum atau ketua tanfidziyah PBNU dalam Muktamar NU ke-33 pada 2015 mendatang.

Kendati demikian, Gus Solah mengaku siap jika Ponpes Tebuireng ditunjuk sebagai tuan rumah dalam Muktamar NU tersebut. "Saya pasif saja.

Saya sudah tua (untuk maju sebagai calon ketua umum PBNU), lebih baik mengelola pesantren," kata Gus Solah, Kamis (4/12/2014).

Mantan Wakil Ketua Komnas HAM ini mengakui meski perhelatan muktamar masih sekitar enam bulan lagi, namun dirinya sudah ditelepon beberapa pimpinan cabang NU.

Intinya, mereka meminta dirinya maju sebagai calon ketua umum PBNU. Namun Gus Solah menegaskan dirinya tidak berminat maju dalam pencalonan. Gus Solah ingin lebih konsentrasi memimpin pesantren.

"Usia saya sudah tua, sekarang sudah 72 tahun. Lebih baik memimpin pesantren saja," kilah adik kandung mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini.

Menurutnya, kondisi sekarang berbeda dengan saat Muktamar ke-32 di Makassar pada 2010 lalu. Saat itu, sejak awal, Gus Solah sudah berniat maju. Sebab, ada dorongan dari sejumlah kiai sepuh, salah satunya KH Abdullah Faqih, dari Ponpes Langitan, Tuban.

Sayangnya, dalam pencalonan tersebut Gus Solah gagal terpilih. Sedangkan yang terpilih menjadi Ketua Umum PBNU 2010-2015 adalah KH Said Aqiel Siradj.

Diberitakan, Muktamar NU ke-33 rencananya ditempatkan di Jombang. Guna mendukung perhelatan akbar itu, pemkab dan empat pesantren di Kota Santri sudah menyatakan kesiapannya.

Empat pesantren itu Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Pondok Pesantren Darul Ulum, Rejosos, Pondok Pesantren Mambaul Maarif, Denanyar, dan serta Ponpes Tebuireng.