Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Anak Buah Obrak-abrik Marga PMKRI, Wakapolda NTT Minta Maaf

Wakapolda NTT, Kombel Pol Sumartono Jochanan, meminta maaf dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi V DPRD NTT,

Editor: Sugiyarto
zoom-in Anak Buah Obrak-abrik Marga PMKRI, Wakapolda NTT Minta Maaf
net
Kombel Pol Sumartono Jochanan 

Laporan Wartawan Pos Kupang, Fredy Bau

TRIBUNNEWS.COM-KUPANG--Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Wakapolda) NTT, Kombel Pol Sumartono Jochanan, meminta maaf dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi V DPRD NTT, Kamis (4/12/2014).

Permintaan maaf ini disampaikan karena ada oknum anggota Polri yang telah melakukan kekerasan fisik terhadap koordinator aksi dan mendatangi Margasiswa PMKRI Kupang lalu mengobrak-abrik atribut dan fasilitas milik organisasi kemasyarakatan itu pada Selasa (2/12/2014).

"Kalau ada anggota saya yang off control, saya sebagai pimpinan minta maaf. Saya minta maaf kalau kemarin ada anggota yang masuk ke Margasiswa PMKRI Kupang. Saya mewakili institusi Polri saya minta maaf. Mari kita bersatu melawan human trafficking di NTT. Terus terang saya sampaikan bahwa ini mafia," kata Sumartono.

Ia menyampaikan bahwa Kapolda NTT, Brigjen Polisi Endang Sunjaya, tidak hadir dalam rapat dengar pendapat karena sedang bertugas ke Semarang, Jawa Tengah.

Hadir bersama Wakapolda, Kabid Humas Polda, AKBP Agus Santoso; Wakapolres Kupang Kota Kompol Yulian Perdana dan Ketua Tim Satgas Trafficking Polda NTT, Cecep, serta pejabat polda lainnya.

Dari DPRD NTT hadir Ketua DPRD NTT, Anwar Pua Geno; Ketua Komisi V, Winston Rondo; anggota Komisi V, Alex Ofong, Anwar Hajral, Yunus Takandewa, Kasimirus Kolo, Antonio Soares, Jimi Sianto, dan Veny Bantang.

BERITA REKOMENDASI

Selain meminta maaf, Sumartono juga menyampaikan bahwa pihaknya sangat terusik atas pemberitaan selama ini terkait dugaan keterlibatan oknum perwira di Polda NTT.

"NTT rangking satu human trafficking. Pemberitaan keterlibatan para petinggi polda sangat mengusik kapolda dan kami. Untuk diketahui, perwira tinggi hanya Kapolda, sedangkan kami yang lainnya adalah perwira menengah. Dan, kalau dibilang perwira tinggi terlibat, kami yakin Kapolda tidak terlibat," tegas Sumartono.

Dikatakannya, Kapolda NTT, Endang Sunjaya yang baru bertugas sekitar tiga bulan di NTT telah berkomitmen untuk menuntaskan kasus human trafficking di NTT. Karena itu, lanjut Sumartono, siapapun terlibat pasti ditindak tanpa toleransi.

Sumartono memberi kesempatan kepada Ketua Satgas Trafficking Polda NTT, Cecep untuk menjelaskan perkembangan penyidikan kasus dugaan human trafficking, termasuk keterlibatan Brigpol Rudy Soik, sebagai pelaku human trafficking.

Sementara dugaan penyerangan ke Mapolda NTT dan pemukulan terhadap koordinator aksi, Sumartono memberi kesempatan kepada Wakapolres Kupang Kota, Komisaris Polisi (Kompol) --bukan Ajun Komisaris Polisi (AKP) seperti diberitakan Rabu (3/12/2014) --Yulian Perdana, untuk memberi penjelasan.


Yulian mengatakan, kekerasan terhadap koordinator aksi bermula pelemparan terhadap polisi sehingga menimbulkan kontak fisik.

"Saat itu ada provokasi, anggota kami dilempar dan terjadilah kontak fisik sampai baretnya Kasat Sabhara terlepas. Melihat ini, anggota yang tadinya mengamankan, karena jiwa korsa tinggi dan langsung terjadi kontak fisik, terjadi tarik menarik dan mahasiswa itu melarikan diri," jelas Yulian.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas