Jelang Perayaan Galungan Pembuat Penjor Kebanjiran Pesanan
Menjelang perayaan Galungan, Budi beserta istri dan 12 pegawainya, kebanjiran pesanan penjor
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM.DENPASAR - Wajah Made Mangku Budiarta (25) tampak tegang dan tangan tak pernah berhenti merapikan susunan dauh lontar ke sebuah Penjor berukuran tujuh meter lebih dikediamannya, Selasa (9/12/2014).
Di rumah ini, kiranya menjadi saksi bisu kesuksesannya dalam merintis bisnis penjor sejak tahun 2007 lalu.
Menjelang perayaan Galungan, Budi beserta istri dan 12 pegawainya, kebanjiran pesanan. Bahkan, saat dua minggu menjelang Hari Raya Galungan, orderan tak pernah berhenti
"Astungkara sekarang bisnis penjor sudah bisa jalan. Tinggal modal kita kumpulkan sedikit-sedikit, hingga memilih pegawai yang kreatif dan cekatan saja. Kini pegawai tetap sudah satu, sisanya hanya sebagai pegawai borongan saja," jelas Budiarta sembari melayani pembeli.
Penjor di tempatnya memiliki keunikan hingga kemegahan tersendiri sat dibuat. Untuk urusan harganya, Ia menjualnya dengan harga yang bervariasi, mulai Rp 175 ribu perpenjor, hingga Rp 2,5 juta perpenjor.
Menurutnya, ukuran menjadi pembeda harga penjor yang ia jual selama ini. Jika harga penjor Rp 175 ribu, adalah penjor yang terbuat dari daun kelapa muda atau janur.
Sedangkan penjor untuk harga Rp 230 ribu dan Rp 325 ribu hingga Rp 2,5 juta, bahannya menggunakan daun lontar dan sedikit menambahi pita merah untuk membungkus bambu.
"Kalau yang Rp 2,5 juta itu ukuran panjang bambunya sampai 12 meter lebih. Kalau yang ratusan ribu hanya 7 meteran panjangnya. Sementar pembeda lain ya daun lontar dan janur, yang tidak merubah tradisi selama ini," katanya kepada Tribun Bali.(*)