Panitia Pemutaran Film Senyap Didatangi Orang Berseragam Militer
“Dia ketakutan setelah didatangi aparat militer, akhirnya membatalkan pemutaran film itu. Hal sama dilakukan penyelenggara pemutaran film di Warung Un
TRIBUNNEWS.COM,MALANG - Nasib acara pemutaran Film 'Senyap' oleh Lembaga Bhineka di Universitas Ma Chung, Malang, Jawa Timur, Rabu (10/12/2014) malam, tak berbeda jauh dengan tiga tempat pemutaran yang lain.
Acara di kampus ini juga dihentikan di tengah jalan atas desakan aparat.
Pemutaran film dokumenter Senyap atau The Look of Silence di Kota Malang, tidak hanya dipantau oleh aparat TNI.
Tetapi, panitia pemutaran film juga sempat mengalami teror dan intimidasi menjelang pemutaran film dilaksanakan.
Hal itu koordinator Lembaga Bhineka, Andry Juni, Rabu (10/12/2014).
Menurutnya, seorang mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang yang akan memutar film dokumenter karya Joshua Oppenheiner sempat didatangi orang berseragam militer, Selasa (9/12/2014).
Mereka diminta menghentikan pemutaran film tersebut.
“Dia ketakutan setelah didatangi aparat militer, akhirnya membatalkan pemutaran film itu. Hal sama dilakukan penyelenggara pemutaran film di Warung Unyil, mereka batal memutar film,” katanya.
Dikatakannya, penyelenggaran pemutaran film di Warung Kelir juga sempat didatangi orang berseragam militer.
Orang berseragam militer itu sempat berdialog dengan pemilik warung. Setelah berdialog, pemutaran film di Warung Kelir tetap berjalan, tetapi dengan pengawasan aparat.
Pemutaran film Senyap atau The Look of Silence, tentang pembantaian massal 1965 di Sumatera Utara dipantau ketat aparat TNI. Rencananya, film tersebut akan diputar serentak di tujuh lokasi di Kota Malang, Rabu (10/12/2014) malam mini.
Pemutaran film itu diakukan oleh Lembaga Bhineka bekerja sama dengan beberapa organisasi dan kelompok masyarakat di Kota Malam. Film yang menceritakan peristiwa PKI itu diputar dalam rangka memperingati hari Hak Asasi Manusia (HAM).
Film dokumenter arahan sutradara AS Joshua Oppenheimer dan ko-sutradara anonim asal Indonesia itu akan diputar di Warung Kelir, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya (UB), FISIP Universitas Brawijaya (UB), Universitas Machung, Komunitas Kalimetro, Warung Unyil, dan Omah Munir.
Film itu merupakan kelanjutan dari dokumenter sebelumnya Jagal atau The Act of Killing.
Rencananya pemutaran di Warung Kelir menghadirkan sosiolog Universitas Brawijaya Harris El Mahdi, Ketua Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Malang Hasan Abadi, dan sejumlah keluarga korban 1965 asal Magetan dan Kediri.
Mereka akan memaparkan pendapat dan pandangannya mengenai kasus pembataian massal September 1965.
Sedangkan, pemutaran di Universitas Machung tetap diputar sesuai jadwal.
Panitia menghadirkan dua narasumber yakni dosen Universitas Machung, Daniel Stephanus dan Wakil Ketua Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi NU) Agus Sunyoto.
“Panitia di Universitas Machung juga didatangi aparat militer. Tapi tak masalah tetap dilanjutkan pemutaran,” kata Daniel.