Pria Difabel ini Sempat Tiga Jam Tertimbun Tanah
Wawan yang menggunakan satu kaki palsu, berhasil selamat, meski separuh tubuhnya telah tertimbun tanah.
Editor: Budi Prasetyo
Saat longsoran yang ketiga itulah, ia menyelamatkan diri bersama keponakannya, Wawan Wahyuni (20). Sedangkan, keempat keluarga lainnya berpisah lantaran menyelamatkan diri lari ke pertigaan jalan. "Saat longsor yang pertama, saya ditolong oleh warga dan dibawa ke rumah warga yang berjarak 1 kilometer. Saya kan masih hamil besar dan takutnya kalau lari membahayakan kandungan saya, makanya saya digendong warga," kata dia. Sesaat sebelum longsoran terakhir, keempat keluarganya sudah lari untuk menyelamatkan diri. Namun, hanya Khotimah dan Wawan yang selamat dari bencana longsor. Entah mukjizat ataupun kehendak Allah SWT yang dialami Khotimah dan Wawan, sebab satu-satunya rumah yang masih berdiri dan utuh adalah rumahnya.
Keputusan Wawan untuk tetap bertahan di depan rumahnya yang membuat ia selamat dari peristiwa nahas itu. Wawan adalah pemuda yang hanya memiliki satu kaki ini. "Keponakan saya memang separuh badan sempat tertimbun longsoran tanah tepat di depan rumah, tapi Alhamdullilah bisa selamat, setelah ditolong oleh Tim SAR," ungkapnya. Meski berhasil ditolong Tim SAR, satu kaki palsu Wawan terlepas dan tertimbun tanah.
"Setelah diangkat dari lumpur, kaki palsu Wawan terlepas. Tapi dia akhirnya bisa selamat," jelasnya. Namun, keberadaan empat anggota keluarga Khotimah hingga kini masih belum ditemukan. "Saya berharap, empat anggota keluarga saya segera ditemukan. Apapun itu kondisinya," kata Khotimah.
Suara Gemuruh Seperti Petir Sore itu Jumat (12/12/2014), merupakan hari yang tak terlupakan bagi Wawan (42) dan keluarganya, warga RT 04/RW 1 Dusun Jemblung. Saat itu, ia sedang berada di luar rumah untuk membeli makanan di warung sekitar pukul 17.30.
Saat itu, memang cuaca diguyur hujan deras sejak Rabu (10/12/2014) lalu. Sebelum peristiwa itu terjadi, Wawan mendengar suara gemuruh yang begitu keras dari atas tebing. "Sebelum longsor itu terjadi, saya dari warung untuk beli mi instan. Tapi pas dalam perjalanan pulang, saya dengar suara gemuruh seperti suara gluduk yang besar. Tidak sampai lima detik suara gemuruh itu, tiba-tiba saya lihat ujung tebing atas tanahnya longsor," ujar Wawan.
Setelah tahu tanah tebing itu longsor, Wawan langsung lari ke rumah untuk memberitahukan kepada empat anggota keluarganya yang berada di rumah. Setelah sampai di rumah, dia dan keluarga langsung berlari menuju tempat yang aman untuk menyelamatkan diri.
Lokasi rumah Wawan berada di dataran yang lebih tinggi dari lokasi longsor, sehingga ketika tebing runtuh, dirinya dapat melihat dengan jelas reruntuhan tanah meluluhlantahkan permukiman yang berada di bawahnya. "Tidak sampai lima menit longsoran tanah itu meluluhlantahkan seluruh rumah warga," katanya.
Melihat secara langsung longsoran tanah yang menimbun puluhan rumah milik tetangganya, membuatnya lemas dan tidak bisa berkata apa-apa. "Setelah berada di tempat yang aman, dari kejauhan saya melihat longsoran tanah sudah menimbun seluruh rumah warga yang berada di Dusun Jemblung bawah," papar dia.
Longsoran yang menimbun puluhan rumah milik warga, kata dia, akibat longsoran tanah dari tebing berbelok arah ke arah permukiman. "Tebing memang tepat berada di samping kanan rumah warga di dusun ini, namun jatuhnya berbelok dan persis di areal permukiman warga. Apalagi, dusun ini letaknya di antara dua tebing. Longsoran tanah menimbun seluruh permukiman," jelasnya.
Setelah kejadian itu, suasana sekitar dusun langsung hening. Suara meminta tolong terus terdengar di sela hujan yang tiba-tiba turun. Aliran listrik langsung terputus sehingga suasana sekitar dusun gelap gulita. Mendengar teriakan minta tolong, Wawan lalu bergegas mencari bantuan. Dia juga sempat membantu beberapa orang yang masih bisa dievakuasi dari jarak dekat. Wawan menceritakan, saat longsor terjadi ada empat orang kerabatnya yang berada di sungai untuk memancing.
Tubuh keempat kerabatnya hilang disapu longsoran tanah. "Saat ini saya masih belum tahu bagaimana keadaan empat teman saya yang saat kejadian sedang mancing di sungai. Kemungkinan mereka terbawa longsoran tanah itu, sebab sungai itu kondisinya masih tertutup longsoran tanah," katanya