Trauma Longsor, 27 KK di Ngrimbi Jombang Minta Segera Direlokasi
“Warga sendiri terbelah pendapatnya. Ada yang menolak relokasi, karena menganggap lokasi terlalu jauh dengan lahan pertanian mereka.
TRIBUNNEWS.COM,JOMBANG - Tragedi tanah longsor di tebing Dusun Kopen, Desa Ngrimbi, Kecamatan Bareng, Jombang, yang merenggut 14 jiwa manusia pada Januari lalu menyisakan trauma bagi warga setempat.
Mereka, yang rawan terdampak longsor, dengan jumlah 27 kepala keluarga (KK) meminta pemkab setempat merelokasi mereka ke tempat dan rumah baru, seperti yang dijanjikan sebelumnya.
Mereka khawatir, di musim hujan seperti saat ini, tebing di atas rumah kembali longsor. Mereka tidak ingin tragedi sebelas bulan lalu itu terulang kembali.
Proyek rumah relokasi seluas 4 x 4 meter yang didanai pemerintah pusat dan Pemkab Jombang hingga kini belum terwujud.
Padahal, ada beberapa warga yang sudah membeli tanah untuk rumah di lokasi relokasi antara Rp 12 juta hingga Rp 20 juta.
“Saya sudah membeli lahan di dekat area relokasi. Tapi sampai sekarang pembangunan rumahnya masih tahap awal, sehingga belum bisa ditempati,” kata Sulistyoningsih, warga setempat, Minggu (14/12/2014).
Sulisyoningsih dan warga Dusun Kopen lainnya setiap malam nyaris tak bisa tidur nyenyak. Pasalnya, hampir setiap hari hujan turun di wilayah mereka.
Kekhawatiran mereka sangat beralasan. Karena kondisi tanah tebing di perbuktikan sudah banyak yang rusak.
Jika hujan terus menerus, bukan tak mungkin longsor melanda rumah mereka.
Kepala Dusun Kopen, Sucipto mengatakan, keterlambatan pembangunan rumah proyek relokasi untuk 27 KK disebabkan terjadi tarik-ulur antar warga dengan pemkab.
“Warga sendiri terbelah pendapatnya. Ada yang menolak relokasi, karena menganggap lokasi terlalu jauh dengan lahan pertanian mereka. Namun ada pula yang segera ingin pindah ke tanah yang disediakan. Namun saya dengar akhir tahun ini diharapkan tuntas,” kata Sucipto.
Sekadar mengingatkan, tanah longsor melanda Dusun Kopen, Desa Ngrimbi, Bareng, Jombang, Selasa 28 Januari 2014 dinihari. Akibatnya, 14 orang tewas tertimbun longsor.
Sebanyak 7 orang yang tewas, mayatnya ditemukan pada hari pertama.
Sedangkan 7 mayat lainnya, ditemukan dalam waktu lima hari pencarian setelah bencana.