Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

10 Kecamatan di Madiun Rawan Banjir dan Longsor

"Selama musim penghujan daerah-daerah itu memang kerap menjadi langganan banjir dan longsor," terang

zoom-in 10 Kecamatan di Madiun Rawan Banjir dan Longsor
Tribun Jateng/ Fajar Eko Nugroho
Tim Basarnas, Banser, Relawan dan TNI saat melakukan evakuasi di lokasi bencana longsor yang menimpa puluhan rumah di Dusun Jemblung Desa Sampang Kecamatan Karangkobar, Sabtu (13/12/2014). 

TRIBUNNEWS.COM, MADIUN-Sedikitnya 10 wilayah kecamatan di Kabupaten Madiun rawan bencana banjir dan tanah longsor.

Sejumlah wilayah kecamatan itu, rawan bencana banjir karena selain disebabkan lokasinya berada di cekungan juga disebabkan dialiri sejumlah sungai besar yang kerap meluap volume airnya saat terjadi hujan deras.

Sedangkan wilayah kecamatan yang rawan longsor karena lokasinya berada di lereng Gunung Wilis.

Berdasarkan datanya, ada 5 wilayah kecamatan yang rawan bencana banjir.

Diantaranya, Kecamatan Balerejo, Sawahan, Wonoasri, Wungu, Kebonsari dan Kecamatan Madiun. Sedangkan wilayah kecamatan yang rawan longsor diantaranya Kecamatan Dagangan, Kare, Gemarang, Dolopo, dan Kecamatan Wungu.

"Selama musim penghujan daerah-daerah itu memang kerap menjadi langganan banjir dan longsor," terang Kepala Satuan Pelaksana Badan Penanggungan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Madiun, Edy Hariyanto kepada Surya(Tribunnews.com Network), Senin (15/12/2014).

Lebih jauh, mantan Sekretaris Inspektorat Pemkab Madiun ini menjelaskan jika hampir seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Madiun yang terdiri dari 15 wilayah kecamatan itu, rawan menjadi lokasi bencana banjir dan longsor.

Berita Rekomendasi

Akan tetapi, lokasi terparah bencana banjir dan longsor itu, hanya di sekitar 10 wilayah kecamatan itu.

"Biasanya kalau curah hujan tinggi, sejumlah daerah rawan banjir menjadi langganannya karena luapan sungai yang melintasi sejumlah desa dan kecamatan rawan banjir.

Sedangkan untuk longsor selama ini hanya terjadi pada beberapa titik karena belum pernah ada kejadian longsor yang menonjol," imbuhnya.

Sedangkan bencana banjir, biasanya kata Edy terjadi pada kondisi curah hujan tinggi yakni kerap terjadi pada akhir Desember hingga akhir Januari. Hal itu, sesuai dengan informasi dadi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Propinsi Jawa Timur.

"Kami sudah meminta dan menghimbau kepada para Kades dan Camat yang menjadi lokasi rawan banjir agar waspada. Karena bencana bisa terjadi kapan saja," ungkapnya.


Sementara untuk mengantisipasi adnaya bencana itu, BPBD Pemkab Madiun, kata Edy sudah menyiapkan Tim Reaksi Cepat (URC) yang berada di sejumlah wilayah kecamatan dan desa. Tim URC akan menyampaikan informasi bencana diluar dugaan dan prakiraan sebelumnya. Tim URC juga sudah diberi bekal pelatihan.

"Sifatnya tim URC itu relawan. Mereka mewakili sejumlah daerah lokasi rawan bencana. Mereka sudah dibekali pertolongan pertama pada korban bencana dan kesiagaan dalam menghadapi bencana termasuk struktur pelaporan jika terjadi bencana," ungkapnya.

Sedangan untuk sarana dan prasana yang dapat digunakan dalam membantu korban bencana, kata Edy pihaknya sudah menyiapkan 3 perahu kaet berukuran besar dan sebuah perahu berukuran kecil.

"Kami juga minta para Camat berkoordinasi dengan masing-masing Kepala Desa (Kades) jika terjadi bencana setiap saat agar segera dilaporkan kondisi dan kebutuhannya. Sehingga petugas kami yang datang ke lokasi bencana sudah menyiapkan kebutuhannya," pungkasnya.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas