Harga Murah Jadi Andalan
“Pemain bisnis yang legal selalu dikenakan pajak. Besarannya mencapai 10 persen per orang. Itu baru di satu tempat wisata,” katanya.
TRIBUNNEWS.COM,MALANG - Perkembangan travel Indie di Malang beberapa tahun terakhir ini makin mendapat tempat di hati pelanggan.
Berkat kemudahan akses internet pula mereka dengan cepat membagi informasi tempat wisata, paket wisata yang murah, dan juga anti mainstream.
Salah satunya paket City Tour, Kota Malang dan Kota Batu. Paket wisata ini umumnya mengunjungi tempat-tempat seperti rumah oen, splendid, simpang balapan ijen, secret zoo, museum angkut, coban rondo, paralayang, rumah pohon serta wisata Bromo.
Menurut Jon Alif, pengelola Malang Information Tourism Center, biaya wisata City Tour dengan paket wisata di atas, rata-rata berbiaya Rp 450.000 hingga Rp 500.000.
Besaran ini meliputi transportasi, dan biaya masuk tempat wisata. Biaya makan, dan penginapan ditanggung wisatawan itu sendiri.
Walaupun demikian, biaya itu juga tak bisa dijadikan patokan. Umumnya para biro travel mematok harga tersebut, jika kuota tercapai.
Saat kuota tidak tercapai wisatawan juga harus menanggung biaya yang kosong tadi.
Kekosongan inilah yang dijadikan senjata bagi para travel indie untuk menjual dagangannya. Mereka menawarkan harga yang miring dan tak dibatasi kuota.
Apabila ada dua atau tiga wisatawan saja, mereka berani mengambilnya.
Biaya yang mereka tawarkan untuk paket sejenis bisa berkisar Rp 250.000 hingga Rp 300.000 saja. Jauh lebih murah dari yang biasanya. Bagaimana itu terjadi?
Menurut Jon lagi, strategi travel indie menekan harga umumnya dengan menekan biaya transportasi. Mereka menekan biaya ini dengan menggunakan kendaraan umum, ataupun pribadi.
Tapi, ini biasanya menjadi persoalan karena angkutan umum di Malang belum ada yang layak.
Strategi berikutnya dikemukakan oleh Vincent Herdianto, pengelola dari Travelku.
Herdi menyampaikan bahwa para pengelola travel indie tak dikenakan pajak.