Kakek Ini Keliling Indonesia Naik Sepeda Ontel, Ingin Temui Teman Sekolahnya
"Saya tidak buru-buru, sehari bisa menempuh 60-70 kilometer. Kalau lewat tanjakan sepeda saya tuntun," ucap pria kelahiran Banten, 4 Agustus 1943 itu.
TRIBUNNEWS.COM, MAGELANG -Berkeliling Indonesia menggunakan sepeda ontel bukan hal yang mudah.
Usia senja tidak menyurutkan semangat Jaya Prawira untuk menemui sahabat-sahabatnya di seluruh penjuru nusantara.
Kakek berusia 71 itu nekat mengendarai sepeda kayuh berkeliling dari pulau satu ke pulau lainnya demi bertemu dengan teman-temannya almunus Sekolah Kehutananan Menengah Atas (SKMA) Bogor angkatan 1964.
Andik - panggilan akrabnya - bercerita, dirinya berangkat dari rumahnya di Banten pada 22 September 2014 lalu.
Sampai saat ini ia mengaku sudah menempuh perjalanan hingga 1.400 kilometer.
"Saya tidak buru-buru, sehari bisa menempuh 60-70 kilometer. Kalau lewat tanjakan sepeda saya tuntun," ucap pria kelahiran Banten, 4 Agustus 1943 itu.
Saat di temui di perbatasan Purworejo - Magelang, ia baru saja mendorong sepedanya di tanjakan dengan kemiringan sekitar 45 derajat sepanjang satu kilometer, tepatnya di Desa Margoyoso, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.
Meski gerimis kakek tujuh anak, 12 cucu itu tetap terlihat semangat.
Andik mengaku sudah menjelajahi satu per satu kota di Provinsi Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat.
Ia berkunjung ke orang kantor pemerintahan yang masih ada hubungan emosional saat di SKMA.
Tidak lupa ia meminta tanda tangan Kepala Daerah dan Ketua DPRD daerah setempat untuk kemudian dibukukan sebagai kenang-kenangan.
"Saya sudah mengumpulkan banyak tanda tangan dan stempel Walikota, Bupati, Ketua DPRD dan para pejabat setempat di seluruh Provinsi Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat," kisah Andik.
Selain berburu tanda tangan, Andik juga selalu membeli peta masing-masing daerah.
Setiap harinya, perjalanan dimulai pagi lalu berhenti pukul 16.00 WIB. Untuk hari Sabtu dan Minggu biasanya digunakan untuk istirahat dan mencuci pakaian yang dibawanya.
"Saya tidak pernah menginap di hotel, tapi di rumah alumni-alumni SKMA. Kadang saya juga menginap di kantor perhutani daerah setempat, atau juga di mushola. Saya bawa kantong tidur juga," jelasnya.
Selama perjalanannya ia hanya membawa bekal pakaian seadanya, uang yang tidak terlalu banyak, beberapa ban sepeda cadangan dan kunci-kunci sepeda.
"Anak saya tujuh, dan tersebar di berbagai Provinsi. Sementara cucu saya ada 12. Mereka tinggal di berbagai kota seperti Jakarta, Banjarmasin, Bandung, dan Malang. Jadi pada setiap kota yang ditempati anak, saya bisa mampir," papar Andik.
Cukup mudah mengenalnya ketika di jalan. Pada mantel baju bagian belakang yang dikenakanya terdapat tulisan "Andik SKMA 46 Lintas Pulau. Keliling Indonesia".
Sementara pada tas sepedanya "Lintas Pulau Keliliing Indonesia. Andik SKMA 46".
"Kami mempunyai persatuan dengan nama Rimbawan. Mereka mendukung saya di tiap kota," ungkap suami dari Melly G Binti itu.
Untuk mengitari Banten hingga Denpasar diperkirakan mencapai lima bulan.
Lalu berkeliling Provinsi NTT, NTB, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, dan kembali lagi ke Banten diperkirakan mencapai dua tahun perjalanan.
Dia berencana, ketika sampai di Pulau Bali nanti, dia hendak mendaftarkan diri ke MURI sebagai orang usia lanjut yang telah melakukan perjalanan panjang keliling Indonesia menggunakan sepeda kayuh.
"Pokoknya berpikilah dengan sehat, awet muda. Jalani hidup ini dari hari per hari saja," kata Andik berbagi tips.
Andik merupakan pensiunan PNS di lingkungan Dinas Kehutanan. Ia menjadi PNS pada 1964 lalu dengan tugas pertama di Dinas kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah. Kemudian pada tahun 2000 lalu, dia telah pensiun.