Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pelaku Pemalsuan Tiket Kereta di Stasiun Tawang Ternyata Petugas Outsourcing

"Saya kira ini hanya perbuatan personal saja, tidak sampai ke sindikat yang lebih besar. Dan dalam hal ini, sistem pengamanan manifestasi online terbu

zoom-in Pelaku Pemalsuan Tiket Kereta di Stasiun Tawang Ternyata Petugas Outsourcing
Tribun Jateng/Adi Prianggoro/Adi Prianggoro
BANJIR SEMARANG - Banjir setinggi pinggang merendam Stasiun Tawang Semarang, Selasa (04/02/2014) siang. Aktivitas naik-turun penumpang kereta api di stasiun tersebut pun lumpuh dan dialihkan ke Stasiun Poncol Semarang. (Tribun Jateng/Adi Prianggoro) 

TRIBUNNEWS.COM,SEMARANG - Penjualan tiket aba-abal ternyata dilakukan orang yang tidka bertanggung jawab.

PT KAI mengatakan, bahwa kasus tiket asli tetapi palsu yang dikeluarkan oleh oknum petugas PT KAI di loket resmi Stasiun Tawang, Semarang, hanya dilakukan personal.

Terungkapnya tiket asli tapi palsu itu diklaim menjadi bukti bahwa, sistem pengamanan manifestasi online yang diterapkan oleh PT KAI telah bekerja dan berhasil mendeteksi penyimpangan di luar sistem.

Humas PT KAI Daops IV Suprapto menjelaskan, dari hasil investigasi internal, pemalsuan tiket palsu dilakukan oleh seorang petugas outsourcing tanpa melibatkan jaringan yang lebih luas.

"Saya kira ini hanya perbuatan personal saja, tidak sampai ke sindikat yang lebih besar. Dan dalam hal ini, sistem pengamanan manifestasi online terbukti bisa menangkal hal tersebut," kata Suprapto, saat dihubungi, Rabu (24/12/2014).

Ia mengungkapkan, PT KAI telah melakukan investigasi secara menyeluruh, baik dari sistem sampai ke personelnya.
Disimpulkan bahwa petugas loket di Stasiun Tawang telah berbuat curang, dengan membuat tiket asli tapi palsu tersebut.

Modus yang dipakai oleh pelaku adalah dengan cara memasukkan data ke tiket kereta api Kalijaga yang harganya Rp 10.000, namun kertas tiketnya tidak dicetakkan, agar pelaku bisa mendapatkan form tiket kosong.

BERITA TERKAIT

Selanjutnya, tiket kosong ini diisi dengan cara diketik komputer biasa, lalu dijual kepada penumpang yang naik kereta api dengan kelas lebih mahal, yakni KA Sembrani yang harga tiketnya Rp 270.000.

"Makanya dalam manifestasi penumpang online, nama-nama penumpang tersebut tidak terdaftar. Melihat keganjilan ini, maka petugas CSOT (Customer Service On Train) melaporkan kejadian tersebut ke kepala Stasiun Pasar Turi," kata Suprapto.

Guna mendapatkan data penyelidikan, ungkap Suprapto, pihak Stasiun Surabaya Pasar Turi meminta keterangan empat penumpang.

Setelah mendapatkan keterangan, para penumpang tersebut dipersilakan pulang.

Pihak management PT KAI Daop IV Semarang kemudian memecat petugas loket tersebut.

"Atas kejadian ini, kami dari pihak PT KAI Daop IV Semarang mohon maaf kepada para penumpang yang kenyamanannya tergannggu. Kejadian ini akan menjadi bahan evaluasi agar tidak terulang lagi," ujarnya.

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas