Kapolda Jatim Akui Keluarga Tak Izinkan Korban AirAsia QZ8501 Diotopsi
Keluarga korban tidak mudah mengizinkan tim mengotopsi anggota keluarganya.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Selama sepekan sejak jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501, baru 30 orang korban yang berhasil dievakuasi. Semakin lama jenazah di dalam laut, tim Disaster Victim Identification (DVI) akan semakin sulit mendeteksi identitas korban.
Kapolda Jatim, Kombes Pol Anas Yusuf menyebutkan sebenarnya ada langkah lain untuk mendeteksi korban, yaitu otopsi. Tapi tim DVI tidak bisa sembarangan mengotopsi jenazah korban. Tim harus minta persetujuan keluarga korban.
Menurutnya, keluarga korban tidak mudah mengizinkan tim mengotopsi anggota keluarganya. Apalagi masyarakat timur biasanya tidak merelakan anggota keluarganya diotopsi.
"Itu pengaruh adat ketimuran. Makanya saya minta keluarga memberikan data antemortem (AM) sebanyak-banyaknya," kata Anas, Sabtu (3/1/2015).
Menurutnya, proses otopsi akan tetap dilakukan terhadap jenazah pilot, copilot, dan kru pesawat. Otopsi ini untuk kepentingan investigasi. Tapi tim tetap akan minta persetujuan dari keluarga korban.
"Kami akan melakukan identifikasi secara maksimal," tambahnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.