Ratusan Mobil Angkutan Karyawan PT GG Dikandangkan
"Sebelum ada progam pensiun dini ada 360 kendaraan angkutan karyawan GG. Tapi sekarang yang beroperasi hanya sekitar 100 unit saja," ungkap Subur
TRIBUNNEWS.COM,KEDIRI - Progam pensiun dini ribuan karyawan PT Gudang Garam Tbk, berdampak dikandangkannya ratusan kendaraan angkutan karyawan.
Kendaraan plat hitam dikandangkan di rumah dan plat kuning kembali mencari penumpang di jalan.
"Sebelum ada progam pensiun dini ada 360 kendaraan angkutan karyawan GG. Tapi sekarang yang beroperasi hanya sekitar 100 unit saja," ungkap Subur Santoso, Ketua Organda Kediri kepada Surya Online(Tribunnews.com Network), Minggu (4/1/2015).
Dijelaskan Subur, kendaraan yang saat ini masih beroperasi jumlah penumpang yang diangkut juga banyak berkurang. Jika sebelumnya satu kendaraan minibus dapat mengangkut 20 penumpang, saat ini hanya tersisa sekitar 10 penumpang.
"Penurunan jumlah penumpangnya sangat drastis. Sehingga banyak kendaraan yang memilih tidak dioperasikan karena biaya BBM dan tarifnya tidak sebanding," jelasnya.
Angkutan penumpang karyawan PT GG ini biasanya dilakukan dengan tarif langganan, ada yang dibayar setiap hari atau seminggu sekali.
Setiap desa biasanya ada kendaraan yang melayani khusus karyawan PT GG berangkat sampai pulang kerja.
Bagio (45) pemilik angkutan karyawan GG mengaku penghasilannya sangat berkurang.
"Dulu kami punya langganan 24 penumpang. Sekarang hanya tersisa 11 orang," ungkapnya.
Meski merugi, namun Bagio tetap mengoperasikan kendaraannya untuk melayani antar jemput karyawan PT GG.
"Sekarang banyak yang pilih naik motor ketimbang angkutan," tambahnya.
Progam pensiun dini juga berdampak semakin sepinya pasar tradisional yang ada di sekitar pabrik PT GG. Pasar Karangrejo yang ada di unit 8 dan Pasar Ngaglik di Kelurahan Ngadisimo, Kota Kediri sekarang juga sepi pembeli.
Biasanya di pasar ini setiap hari ada ribuan karyawan yang berbelanja.
Namun sekarang hanya sebagian saja yang masih berbelanja di pasar. Karena pembelinya berkurang, omzet pedagang juga mengalami penurunan.
"Sebelum ada pensiun dini pelanggan saya sampai ratusan, sekarang tinggal puluhan," ungkap Ny Rukmini.
Pedagang sayur dan kebutuhan dapur ini omsetnya juga turun sekitar 50 persen.
"Dulu omset kami sekitar Rp 1 juta sehari, sekarang tinggal separuhnya," ujarnya.(dim)