Besok, Kemenhub Bawa Tiga Alat untuk Mencari Kotak Hitam
"Dua frekuensi itu tidak boleh," ujar Antonius di Pelabuhan Kumai, Kalimantan Tengah, Senin (5/1/2015).
Penulis: Rahmat Patutie
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, PANGKALAN BUN - Dua Kapal Negara Jadayat dan Andromeda memuat tiga alat utama, seperti multibeam echosounder, dan side scan sonar untuk mencari badan pesawat atau pencitraan gambar di bawah laut serta pinger locater yaitu alat untuk mencari kotak hitam.
Direktur Kenavigasian Derokterat Jendral Perhubungan Laut Antonius Tonny Budiono pihaknya tak ingin ada peralatan selain dari KNKT itu. Alasannya, agar tak mengganggu frekeuensinya ketika beroperasi.
"Dua frekuensi itu tidak boleh," ujar Antonius di Pelabuhan Kumai, Kalimantan Tengah, Senin (5/1/2015).
Ia menjelaskan, pihaknya di bawah kementerian perhubungan akan melanjutkan pencarian dan evakuasi kotak hitam dan badan pesawat AirAsia QZ8501, Selasa (6/1) besok.
Sedikitnya 11 kapal yang akan dikerahkan, terdiri dari 7 kapal kepunyaan kenavigasian perhubungan laut dan 4 kapal penjagaan laut dan pantai.
Dua di antaranya adalah KN Jadayat milik distrik navigasi Kepulauan Riau, yang dikapteni Bukhari. Satunya lagi KN Andromeda, milik distrik navigasi Palembang, yang dikapteni lauren Debretes. Saat ini, kedua kapal itu sedang bersandar di Pelabuhan Kumai.
Dia menjelaskan, bahwa sejak pukul 04.45 Wib tadi, pihaknya sudah tiba di lokasi prakiraan jatuhnya pesawat. Kendati tidak bisa menurunkan peralatan yang di bawa, karena kondisi cuaca buruk.
"Kemarin saya sudah cari di titik sekitar pesawat jatuh, cuma karena kondisi ombak 3-4 meter, makanya kami kembali ke Kumai untuk menambah logistik sekalgus update data cuaca dari BMKG," imbuhnya.
"Besok, kami berangkat ke lokasi dengan menggunakan alat tersebut," ucapnya menambahkan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.