Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Misteri Pesawat AirAsia dan Ratu Junjung Buih di Laut Karimata

kejadian kecelakaan hingga sulitnya menemukan korban dan badan pesawat ini tak terlepas adanya makhluk gaib yang berada di perairan Karimata.

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Budi Prasetyo
zoom-in Misteri Pesawat AirAsia dan Ratu Junjung Buih di Laut Karimata
TRIBUN KALTIM/FACHMI RACHMAN
CEK PERLENGKAPAN - Latif (kiri) memeriksa plastik yang dipegang Dandim Berau, Letkol Inf Ahmad Hadi Al Jufri berisi perlengkapan ritual penenang ombak saat akan berangkat dari Gate 11 Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan, Minggu (4/1/2014). Latif dan dua orang manusia perahu asal Berau diperbantukan ke posko SAR di Pangkalan Bun Kalimantan Tengah sebagai pawang ombak. 

TRIBUNNEWS.COM , PANGKALAN BUN - Pencarian korban dan badan utama pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di laut Karimata, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, belum membuahkan hasil maksimal kendati memasuki hari ke-8.

Prakiraan titik perairan jatuhnya pesawat diketahui dan kedalaman air hanya 30 sampai 40 meter, namun body pesawat dan sebagian besar penumpang belum ditemukan. Hingga hari ke-8 masa pencarian, baru 34 jenazah dan beberapa serpihan pesawat yang ditemukan.

Padahal, pihak Badan SAR Nasional (BASARNAS) yang memimpin operasi pencarian dan evakuasi, melansir lebih 20 kapal perang, pesawat, helikopter serta sejumlah peralatan canggih sudah dikerahkan ke lokasi yang diduga jatuhnya pesawat.

Peralatan canggih yang digunakan di antaranya, Remotely Operated Vehicles (ROV) atau robot bawah laut, Multibeam Echo Sounder, Side Scan Sonar dan Magneto Meter.

Belum lagi bantuan kapal militer, pesawat dan helikopter asing yang disertai sejumlah peralatan berteknologi canggih.

Sejumlah warga di daratan sekitar lokasi kejadian percaya, kejadian kecelakaan hingga sulitnya menemukan korban dan badan pesawat ini tak terlepas adanya makhluk gaib yang berada di perairan Karimata.

Satu per satu warga yang meyakini hal itu mendatangi Landasan Udara Iskandar, Bangkalan Bun yang difungsikan sebagai posko teknis utama pencarian.

Berita Rekomendasi

Sebut saja Gusti Kadran. Pria tua dengan jenggot putih, kopiah hitam emas dan membawa tongkat bermata itu datang ke Lanud Iskandar pada Minggu (4/1/2015) siang.

Setiba di landasan, ia langsung menghadap Komandan Lanud Iskandar, Letnan Kolonel Penerbang Jhonson Hendrico Simatupang untuk meminta izin berdoa. Ia mengaku sebagai cucu keturunan ke-13 Kesultanan Kutaringin, Pangeran Ratu Alidin Sukma Alamsyah.

Tak lama berselang, Gusti melafalkan doa-doa dan merapal dengan menadahkan kedua tangannya.

Usai berdoa, Gusti mengutarakan maksudan tujuan dirinya berdoa.

Ia mengaku memanjatkan doa kepada Allah SWT di landasan udara karena merasa merasa terpanggil atas kesulitan yang ditemui tim BASARNAS dalam melakukan pencarian korban dan badan pesawat AirAsia QZ8501 di laut Karimata.

"Saya selaku salah satu cucu Sultan Sukma Alamsyah yang bergelar Gusti Samudera, memohon ridho kepada Yang Maha Kuasa dan keberkahan leluhur-lehuhur kami, kesultanan yang ada di Pangkalan Bun ini, semoga nanti segala sesuatunya diberi kemudahan," ujarnya.

"Saya menitikberatkan permohonan (doa) ini hanya kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi juga seluruh makhluk-Nya yang ada di sana. Sebab, makhluk-Nya ini (diharapkan) bisa menerima dan mengikhlaskan dan bertoleransi, meskipun ini sulit karena sebetulnya kita beda alam," imbuhnya.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas