Koarmatim Latihan Penanggulangan Bahaya Banjir
“Untuk itu seluruh peralatan penangggulangan banjir harus dipelihara dan dirawat dengan sebaik-baiknya”, lanjut Komandan Satkopaska.
TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Mengantisipasi prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang memprakirakan puncak musim hujan terjadi Januari dan Februari 2015, Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) melaksanakan latihan simulasi penanggulangan dan evakuasi korban banjir.
Latihan ini mengambil lokasi di halaman Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) Koarmatim yang sekaligus menjadi Posko Penanggulangan Bahaya Banjir Koarmatim, Jumat (9/1/2015).
Kegiatan tersebut diikuti sekitar 500 orang prajurit Koarmatim yang tergabung dalam Satgas Banjir Koarmatim yang merupakan perwakilan dari tiap Satuan Kerja Koarmatim, Tim Kesehatan dari Diskes Koarmatim dan Tim Pengamanan dari Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal).
Dalam kegiatan tersebut disimulasikan bahwa Posko Penanggulangan Bahaya Banjir Koarmatim mendapat laporan terjadi bencana banjir dan ada korban yang terseret arus.
Dengan sigap seluruh personel yang tergabung dalam satgas banjir, tim kesehatan dan tim pengamanan bergerak ke daerah bencana dengan peralatan sesuai fungsinya masing-masing.
Perahu karet, peralatan selam, peralatan pengamanan, alat bantu pernapasan, tandu evakuasi dan peralatan medis lainnya bergerak ke lokasi kejadian dengan kawalan tim pengaman dari Pomal.
Latihan penanggulang bencana banjir tersebut dilaksanakan dengan penuh semangat dan antusiasme yang tinggi sehingga korban banjir dapat diselamatkan dan dievakuasi untuk selanjutnya dikirim ke rumah terdekat untuk menjalani proses lebih lanjut.
Komandan Satkopaska Koarmatim Kolonel Laut (E) Yudhi Bramantyo NS, selaku Inspektut Upacara saat upacara penutupan latihan mengatakan bahwa Satgas Banjir Koarmatim harus selalu sigap dan siap kapan pun dibutuhkan.
Kesiapan tersebut juga harus diikuti dengan kesiapan peralatan yang dibutuhkan.
“Untuk itu seluruh peralatan penangggulangan banjir harus dipelihara dan dirawat dengan sebaik-baiknya”, lanjut Komandan Satkopaska.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan puncak musim hujan terjadi pada bulan Januari dan Februari 2015, sehingga banjir berpotensi besar terjadi pada bulan-bulan tersebut.
Terutama di daerah yang berposisi lebih rendah nol meter di bawah permukaan laut atau sama dengan permukaan laut dan tidak memiliki drainase yang bagus.
Selain banjir, pada puncak musim hujan juga harus mewaspadai bencana tanah longsor yang sering terjadi karena curah hujan tinggi, terutama daerah-daerah yang punya potensi dan rawan longsor.