Tim DVI Bersiap Identifikasi Jasad dalam Jumlah Banyak
Sebagian besar tim Disaster Victim Identification (DVI) yang mengidentifikasi jasad korban AirAsia QZ8501 diistirahatkan.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Sebagian besar tim Disaster Victim Identification (DVI) yang mengidentifikasi jasad korban AirAsia QZ8501 diistirahatkan dari Jumat (9/1/2015) hingga Sabtu (10/1/2015) ini. Tim akan bersiap untuk identifikasi dalam jumlah banyak.
"Sebagian besar diistirahatkan karena memang jenazah yang diidentifikasi tinggal sedikit," ujar Kepala Bidang Humas Polda Jawa Timur Komisaris Besar Awi Setiyono di Crisis Center Polda Jawa Timur, Jumat malam.
Awi mengatakan, sepanjang Jumat hingga Sabtu, hanya satu tim DVI yang dikerahkan untuk mengambil data postmortem untuk kemudian dicocokkan dengan data antemortem.
Awi mengakui, kerja tim DVI, khususnya pada hari-hari belakangan, cukup berat. Kondisi jasad yang diidentifikasi tidak lagi bagus sehingga membutuhkan ketelitian dan kecermatan yang menguras tenaga para ahli.
Hingga Sabtu pagi, tim DVI telah menangani 48 jasad korban jatuhnya AirAsia QZ8501. Jumlah itu termasuk tujuh jasad yang datang Jumat malam dengan rincian lima jasad berjenis kelamin laki-laki dewasa dan dua jasad berjenis kelamin perempuan dewasa.
Dari jumlah itu, 27 jasad berhasil diidentifikasi dan telah diserahkan kepada keluarganya. 21 jasad sisanya berada dalam cold storage Rumah Sakit Bhayangkara di mana 14 jasad di antaranya hanya menunggu rapat rekonsiliasi.
"Itu dia kenapa tim kami istirahatkan dulu. Itu untuk mempersiapkan proses identifikasi yang berjumlah banyak nantinya," ujar Awi.
Kendala Identifikasi
Kepala Bidang Kedokteran Kesehatan Polda Jawa Timur Komisaris Besar Budiyono membenarkan bahwa kondisi jenazah sudah tidak dalam kondisi baik. Oleh sebab itu, tim DVI sudah mengandalkan identifikasi melalui DNA.
"Tingkat ketelitian identifikasi melalui DNA itu nyaris sempurna. Satu kesalahan dibanding enam ribu triliun pemeriksaan," ujar dia.
Namun, ketepatan tersebut berlaku hanya untuk jasad dengan data postmortem DNA-nya dalam kondisi baik.
Kepala Laboratorium DNA Pusat Kedokteran dan Kesehatan Mabes Polri Komisaris Besar Putut Cahyowidodo, mengatakan kondisi jasad berhari-hari di laut, mampu membuat dinding sel tempat DNA berada, pecah.
Jika demikian, DNA bisa menyebar ke sekelilingnya. Atas kasus ini, sangat mungkin DNA seseorang menempel di tubuh jenazah lain yang berada berdekatan. Jika demikian, proses identifikasi pun menjadi sangat rentan salah. Sebab, jenazah mungkin saja tertukar.
"Untuk saat ini, kami menganggap tulang paha mampu memberikan sampel DNA yang baik. Tetapi untuk saat ini saja, tidak tahu ke depannya bagaimana," ujar dia. (Kompas.com/Fabian Januarius Kuwado)