Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

BMKG Pangkalan Bun Kini Telah Memiliki Radar Cuaca Terbaru Buatan Jerman

Belum lama ini, kami dapat peralatan radar cuaca baru produk Jerman. Radar yang mulai dioperasikan 4 Desember 2014

Editor: Budi Prasetyo
zoom-in BMKG  Pangkalan Bun  Kini Telah Memiliki Radar  Cuaca Terbaru Buatan Jerman
NET
ILUSTRASI : Radar Cuaca milik BPPT yang ada di Serpong 

TRIBUNNEWS.COM.PANGKALAN BUN-  Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memainkan peran penting dalam pencarian korban musibah jatuhnya pesawat AirAsia QZ 8501 di Perairan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Begitu pula dengan pencarian badan pesawat yang tidak utuh lagi.
   
Peran penting dalam memasok data akurat cuaca yang dibutuhkan Tim SAR itu tidak semata dari keandalan sumber daya manusia (SDM) BMKG, tetapi juga dukungan peralatan yang terus dimodernisasi oleh badan ini.
    
Kepala Stasiun BMKG Pangkalan Bun, Lukman Soleh S.Hut di kantornya, beberapa waktu lalu.
     
Meski status Stasiun BMKG Pangkalah Bun ini hanya stasiun Klas III, namun stasiun ini mampu meng-cover seluruh areal pencarian jatuhnya AirAsia itu.
    
"Kehandalan BMKG memasok data yang akurat tentang cuaca ini berkat modernisasi peralatan oleh BMKG. Belum lama ini, kami dapat peralatan radar cuaca baru produk Jerman. Radar yang mulai dioperasikan 4 Desember 2014 ini dapat memantau cuaca dengan baik hingga jarak 240 Km. Dengan peralatan ini, kami mampu menyajikan kondisi cuaca dengan akurat di seluruh areal Tim SAR," kata Lukman Soleh, Kepala Stasiun BMKG Pangkalan Bun.

Misalnya, lanjut Lukman, kami ditanyakan bagaimana kondisi cuaca di sekitar lokasi KRI Banda Aceh d perairan Pangkalan Bun. Pertanyaan ini diajukan kepada kami lewat WhatsApp.

"Dalam tempo singkat kami bisa memberikan jawaban akurat yang diperlukan Tim SAR untuk mengevakuasi korban atau menemukan puing pesawat AirAsia,"terangnya.

Stasiun BMKG Pangkalan Bun hanya stasiun Klas III. Bagaimana dengan SDM yang menangani peralatan di stasiun ini, termasuk radar baru itu.

"Jumlah personel di stasiun ini total ada 15 orang. Tiga di antaranya sedang pendidikan. Kami harus kerja keras sesuai dengan tupoksi. Untuk memaksimalkan kinerja dalam musibah AirAsia ini, kami mendapat bantuan dua personel BMKG Pusat. Alhamdullilah, ini sangat membantu sekali," terangnya.

Menurutnya, Kalau perasaan letih memang ada. Tapi kami melihat keluarga korban. Mereka dalam keadaan sedih dan lebih capek dari kami, sehingga kami harus selalu siap realtime memberikan informasi prakiraan cuaca yang dibutuhkan Tim SAR.

Apa ada perasaan tertekan atau stres menghadapi tugas yang berat ini ?

Berita Rekomendasi

"Stres itu sudah biasa. Tertekan itu menjadi tantangan saya. Itu tanggungjawab saya. Itu sudah menjadi konsekuensi tugas,"katanya.

Menurut Lukman, Timnya bekerja sesuai dengan kebijakan yang dilakukan pihak Basarnas. Kalau satu hari mereka sudah selesai melaksanakan tugas, maka kami juga istirahat. Kami istirahat jam 10 malam hingga jam 4 pagi. Lalu jam 5 pagi harus sudah standby untuk membuat prakiraan cuaca sepanjang hari. Kami juga harus memperbaharui data ini setiap tiga jam.

Pencarian korban dan bagian pesawat yang jatuh ini melibatkan tim yang datang dari berbagai negara. Bagaimana perasaan Anda ?

Siapapun boleh membantu. Yang penting tugas ini cepat selesai. Dari segi peralatan, kita akui peralatan dari negara lain lebih baik. Tapi dari segi kemampuan personel, tim Basarnas diakui kehebatannya. Mereka mendapat acungan jempol dari berbagai pihak.

Apakah ada apresiasi dari instansi lain terhadap kinerja Stasiun BMKG Pangkalan Bun terkait musibah AirAsia ?

Saya hanya ingin bekerja sesuai dengan tugas BMKG untuk mendukung pencarian korban AirAsia. Kami memberikan data cuaca di sekitar areal jatuhnya AirAsia sehingga bisa membantu Basarnas dan pihak terkait lainnya.

Atau mungkin ada kritik dari pihak lain terhadap kinerja Stasiun BMKG Pangkalan BUN ?

Alhamdullilah. Yang ada sampai saat ini adalah acungan jempol dari berbagai pihak terhadap stasiun BMKG ini. Lewat grup WhatsApp yang diberi nama "Diseminasi Weather IKR" misalnya, media massa bisa memperoleh data cuaca yang mereka butuhkan dengan cepat.

Para pilot tim SAR juga bisa memperoleh data itu dengan cepat. Kami juga akan memberikan masukan tentang potensi bahaya yang akan terjadi seiring kondisi cuaca itu. Kami memberi warning daerah mana yang tidak boleh dilewati karena ada awan cumulonimbus misalnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas