"Ayah Saya Wafat di Lorong Rumah Sakit"
“Bapak wafat di lorong,“ tutur Roni kepada Surya(Tribunnews.com Network), Rabu (14/1/2015) kemarin.
TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Sudah satu bulan lebih Roni dan keluarga melewati hari berkabung.
Tapi ia masih tetap sulit melupakan wajah ayahnya. Terutama wajah sang ayah di menit-menit menjelang ajal tiba.
“Bapak wafat di lorong,“ tutur Roni kepada Surya(Tribunnews.com Network), Rabu (14/1/2015) kemarin.
Warga Gayungsari Surabaya menceritakan, ayahnya masuk rumah sakit, Kamis 4 Desember 2014.
Sang ayah yang pensiunan itu masuk menggunakan kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
“Dulu (sebelum ada BPJS), bapak pakai Askes,” tuturnya.
Ayahnya yang berusia 70 tahun itu mula-mula dilarikan ke UGD RS Haji Sukolilo.
Dari UGD, ia kemudian dipindahkan untuk perawatan di kamar kelas III.
Padahal sesuai kartu BPJS yang dimiliki, harusnya sang ayah bisa menikmati kamar yang lebih baik. Kamar kelas I.
“Kami terima saja kamar kelas III karena petugas bilang kamar kelas I penuh,” terang Roni.
Petugas medis RS Haji mengabarkan pada keluarga, almarhum mengalami gangguan tenggorokan. Ada tumor ganas tumbuh di sana.
Sehari kemudian, ayahnya dirujuk ke RSU dr Soetomo karena perlu penanganan medis yang lebih lengkap.
“Kami manut saja. Kan RSU dr Seotomo memang paling lengkap peralatannya,” ujarnya.
Masuk Soetomo, almarhum menempati Instalasi Rawat Darurat (IRD). Ruang penerimaan pasien ini penuh.