Rani Dikenal Sosok yang Rajin Mengaji
Rani Andriani atau Melisa Aprilia yang telah dieksekusi mati Minggu (18/1), menghabiskan masa kecil dan remajanya di RT 3/3 gang Edi 2
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rani Andriani atau Melisa Aprilia yang telah dieksekusi mati Minggu (18/1), menghabiskan masa kecil dan remajanya di RT 3/3 gang Edi 2, Kampung Cikidang, Kelurahan Sayang, Kecamatan Cianjur, sebelum akhirnya ke Jakarta dan terjerambab dalam perdagangan narkotika internasional.
Para tetangga mengaku kaget dengan ditangkapnya Rani 14 tahun lalu dan berujung eksekusi mati. Rani berdasarkan pengamatan tetangga dikenal baik dan saleh. Bahkan menurut Dul Alam salah seorang warga Gang Edi, Rani saat remaja merupakan perempuan yang rajin mengaji.
"Rani itu jago mengaji, rumah guru ngajinya 100 meter dari sini," ujar Dul, sabtu (17/1/2015). Sayang ketika Tribunnews mau mengonfirmasi, guru ngaji Rani tersebut telah meninggal dunia beberapa tahun lalu.
Hal senada juga diutarakan Rohim, tetangga yang rumahnya persis di sebelah rumah Rani sewaktu remaja. Menurut Rohim hampir setiap hari Rani pergi mengaji. Selepas magrib Rani selalu lewat depan rumahnya untuk membaca Alquran.
"Setiap hari lewat sini, untuk mengaji di rumah ustaz," ujarnya.
Menurut Rohim, saking sudah pintarnya, Rani pernah diminta untuk mengajar ngaji anak-anak di lingkungan rumahnya. Namun entah kenapa, Rani enggan untuk mengajar. "Pernah diminta ngawuruk (mengajar) cuma enggak mau," katanya.
Kepribadian Rani tersebut membuat Rohim tidak heran, ketika mendengar kabar selama di LP Nusakambanan Rani menjadi sosok yang religius. Menurut Rohim perilaku Rani tersebut lantaran bekal agama sewaktu remaja.
"Wajar apabila Rani sering puasa ketika ditahan, menurut pengakuan saudarnya juga yang pernah menjenguk Rani, selama ditahan Rani menjadi pengajar ngaji di LP Nusakambangan," tuturnya.
Selain pintar mengaji, di lingkungan tempat tinggalnya juga Rani dikenal sebagai sosok yang aktif di organisasi kepemudaan. Meski sedikit tertutup, Rani menurut Rohim selalu menjadi pengurus ketika ada kegiatan di tingkat RT hingga Desa.
"Meski agak pendiam dan tertutup, Rani aktif di karang taruna, setiap 17 agustus, acara rajaban dan muludan (acara keagamaan), Rani selalu menjadi pengurus," katanya.
Rohim menyayangkan eksekusi mati Rani. Menurutnya, Rani hanyalah kurir yang dijebak oleh saudara sepupunya.
"Seharusnya yang dihukum mati adalah Ola, sepupunya yang mengajak, bukannya Rani, ini malah sebaliknya," ujar Rohim.
Rohim berharap keluarga Rani tabah dan sabar menjelang eksekusi mati. Meski tidak dimakamkan di lingkungan rumahnya, warga masyarakat Gang Edi 2 akan menggelar doa bersama.
"Meski tidak dimakamkan di sini (Gang Edi 2), namun masyarakat akan menggelar doa bersama," pungkasnya.