Delapan Kecamatan Positif Rabies
Suasana Desa Kota Baru, Desa Batu Begigi dan Desa Sawah Tunjuk, kecamatan Tanah Pinoh berubah drastis sejak adanya kasus anjing gila.
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM.MELAWI,-Suasana Desa Kota Baru, Desa Batu Begigi dan Desa Sawah Tunjuk, kecamatan Tanah Pinoh berubah drastis sejak adanya kasus anjing gila. Tidak ada lagi terlihat anjing berkeliaran di dekat pemukiman penduduk.
Warga akan langsung memburu begitu melihat anjing berkeliaran di sekitar rumah mereka. Tanpa terkecuali, apakah itu anjing gila ataupun anjing jinak langsung dibunuh saat itu juga.
“Sekarang tidak terlihat lagi ada anjing berkeliaran di sini, jadi warga sudah agak tenang, memang saat kejadian beberapa waktu lalu kami sempat khawatir kalau menjadi korban, makanya setiap melihat anjing langsung kami bunuh,” kata Haniyah warga Desa Sawah Tunjuk, Minggu (25/2-15).
Di kecamatan Tanah Pinoh sendiri ada 12 warga yang menjadi korban gigitan anjing, dua diantaranya dinyatakan meninggal dunia. Sedangkan di Desa Sawah Tunjuk sendiri ada tiga kasus gigitan, satu diantaranya meninggal dunia.
“Yang meninggal itu pak Juanda, umurnya sekitar 50 tahun, kondisi ekonominya bisa dibilang pas-pasan. Bahkan saat meninggal dulu, bagian tubuhnya yang terkena gigitan biru” kata Haniyah.
Selain Juanda, korban lainnya adalah anak usia sekolah, dan neneknya. Keduanya sampai saat ini masih hidup. Namun terkadang mereka juga mengeluh sakit. Namun karena keterbatasan ekonomi mereka tidak sanggup berobat secara rutin.
Herwan, warga Desa Batu Begigi mengungkapkan, kasus rabies yang terjadi di daerahnya itu sejatinya sudah dilaporkan warga jauh-jauh har, tepatnya pada bulan September 2014 silam. Sayangnya saat itu pemerintah tidak terlalu tanggap, bahkan menganggap kasus tersebut hanya kebetulan saja.
“Kalau kebetulan tidak mungkin sampai berturut-turut, padahal kami sudah menyampaikan ciri-cirinya sama dengan orang yang terkena rabies, sekarang jak pemerintah baru sibuk setelah kasusnya merebak,” kata Herwan.
Herwan mengungkapkan, ada satu anak di desa tempat tinggalnya yang juga terkena gigitan anjing. Kondisinya mengalami perubahan drastis, karena berprilaku aneh. “Kalau dikasi makan itu langsung diterkam, kayak anjing, jadi agak garang,” katanya.
Kepala dinas kesehatan Melawi, Simson mengungkapkan, 62 kasus tersebut menyebar di beberapa kecamatan, antara lain kecamatan Sokan, ada 12 kasus, satu meninggal, Tanah Pinoh ada 12 kasus, 2 orang meninggal, Tanah Pinoh Barat 4 kasus, satu meninggal, di Sayan 14 kasus, meninggal 3 orang,
Belimbing Hulu ada 15 kasus dan menjadi kecamatan dengan korban terbanyak.
Pinoh Selatan khususnya di Desa Manggala ada 1 kasus, Di Belimbing tepatnya di Desa Pemuar ada 1 kasus, dan di Ella Hilir, ada 2 kasus.
Simson menerangkan, dasar Dinkes menyatakan KLB adalah dari Balai Veteeriner Banjar Baru menyatakan hasil pemeriksan anjing yang melakukan gigitan di desa Manggala, Kecamatan Pinoh Selatan, ternyata sudah dinyatakan positif rabies.
“Selain itu juga jumlah kasus dan angka kematian yang cukup tinggi di Melawi membuat pemerintah mesti menyatakan KLB,” katanya.
Wakil bupati Melawi, Panji, mengatakan, penanganan rabies di Melawi tidak cukup dengan hanya sosialisasi, namun harus bergerak ke lapangan. Maka dari itu dinas terkait di jajarannya harus turun lapangan untuk mengambil tindakan.
Panji juga meminta masyarakat berperan aktif dalam memberikan informasi, ketika ada kasus hendaknya langsung dilaporkan kepada aparat terdekat sehingga pemerintah bisa bertindak dengan cepat.
“Ketika ada laporan kita akan langsung turun, melakukan penanganan, baik pada manusianya maupun pada hewan yang diduga rabies,” katanya.