Ini Sebab Jenazah dan Serpihan Pesawat AirAsia Sampai di Sulawesi
BMKG memperkirakan seluruh jenazah maupun serpihan pesawat yang sudah sebulan lebih itu telah merapat ke pantai.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, MAJENE - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Majene, Sulawesi Barat, menyebutkan bahwa angin monsun yang bertiup kencang dari barat ke timur perairan Indonesia menyebabkan jenazah dan serpihan pesawat AirAsia terseret gelombang hingga menyebar ke perairan Teluk Mandar dan Selat Makassar.
Dugaan tersebut disampaikan setelah melihat adanya tujuh jenazah dan puluhan serpihan pesawat yang ditemukan warga di perairan Mamuju Tengah, Mamuju, Majene, Pinrang, hingga ke Parepare sejak lima hari terakhir.
BACA: Lagi, Nelayan Majene Temukan Jenazah Diduga Korban AirAsia
Kepala BMKG Majene Setiawan mengatakan, angin monsun yang bertiup kencang dari barat ke timur menyebabkan jenazah dan serpihan pesawat AirAsia QZ8501 dengan cepat terseret gelombang.
"Jenazah dan serpihan AirAsia terseret akibat pertemuan angin monsun dan gelombang di perairan Baturoro hingga jenazah dengan cepat terdorong angin dan gelombang hingga ke perairan Majene dan sekitarnya," kata Setiawan, Minggu (1/2/2015).
Gelombang tinggi disertai angin kencang menyebabkan muara angin dan gelombang bertemu di perairan Baturoro hingga mendorong jenazah dan serpihan pesawat.
BMKG memperkirakan seluruh jenazah maupun serpihan pesawat yang sudah sebulan lebih itu telah merapat ke pantai.
Penulis: Kontributor Polewali, Junaedi