Brigpol Irawan Kaget Temukan Saksi Kasus Pembunuhan Tewas Tergantung
Betapa kagetnya ia ketika melihat tubuh Gaspar sedang tergantung pada dinding 'kamar tidur' tersebut.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Pos Kupang, Frans Krowin
TRIBUNNEWS.COM, LEWOLEBA - Gaspar Molan, warga Desa Jontona, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri dengan seutas tali rafia di Ruang Identifikasi Polres Lembata. Gaspar ditemukan tewas oleh seorang anggota polisi, Brigpol Irwan, sekitar pukul 07.00 Wita, Senin (2/2/2015).
Gaspar Molan adalah salah seorang saksi kasus pembunuhan Linus Notan, warga Desa Jontona. Hingga pukul 18.30 Wita, Gaspar belum diturunkan dari tempat ia mengembuskan napas terakhir. Gaspar masih tergantung pada seutas tali rafia yang diikat lagi dengan tali sepatu warna hitam dan tali lainnya berwarna hijau.
Tali berwarna hijau itu diduga merupakan tali yang biasanya dibuat untuk memperkuat sisi luar tikar. Namun belum diketahui dari mana korban mendapatkan tali-tali tersebut untuk menggantung diri.
Pos Kupang (Tribunnews.com Network) yang sempat mengintip Gaspar sekitar pukul 12.00 Wita, dia masih tergantung
pada tempatnya di salah satu kamar di Ruang Identifikasi Polres Lembata. Gaspar mengenakan baju kaos bergaris hijau dengan celana training.
Adalah Brigpol Irawan, petugas yang sehari-hari bekerja di Ruang Identifikasi Polres Lembata. Kepada Pos Kupang di Polres Lembata, Senin (2/2/2015) siang, ia mengungkapkan ikhwal kematian Gaspar Molan, warga Desa Jontona yang datang ke Mapolres Lembata beberapa bulan lalu untuk meminta perlindungan polisi.
"Sudah beberapa hari ini bapak Gaspar berada di ruangan ini. Bapak Gaspar diminta datang ke sini karena di tempat sebelumnya di depan sel, ruangannya terlalu kecil. Mengingat banyak saksi yang dimintai keterangan dan banyak pula keluarga yang datang ke tempat itu, maka bapak Gaspar datang ke sini," tutur Irawan.
Sejak datang hari Jumat (30/1/2015), Gaspar bersikap seperti biasa. Pagi membersihkan sampah berupa dedaunan di halaman ruangan ini. Kadang juga membakar sampah yang sudah di kumpulnya. Selalu diajak makan dan minum kopi bersama.
"Kalau saya capek dan istirahat tidur, bapak Gaspar masih duduk dan membaca koran. Kalau saya tidur ngorok, bapak Gaspar bilang, tadi saya tidur seperti orang sensor kayu. Bapak Gaspar omong sambil tertawa, sehingga kami sama-sama tertawa," kata Irawan.
Senin (2/2/2015) pagi sekitar pukul 07.00 Wita, tutur Irawan, ia sedang buru-buru mengikuti apel pagi. Makanya saat tiba di ruangan tempat ia bertugas, ia mendapati pintu ruangan itu dalam keadaan terkunci dari dalam.
"Karena sedang terkunci, saya panggil Gaspar berulang-ulang. Saya teriak beberapa kali, tapi tidak ada jawaban. Saya kira Gaspar masih tidur nyenyak sehingga saya panggil lagi tapi tetap tidak ada jawaban," tutur Irawan.
Akhirnya, kata Irawan, ia membuka pintu dengan cara mendongkel jendela kemudian membuka pintu itu dari dalam. Saat pintu terbuka, ia langsung menyerobot ke ruangan yang biasa digunakan untuk tidur. Maksudnya untuk membangunkan Gaspar yang disangka masih tidur.
Akan tetapi, betapa kagetnya ia ketika melihat tubuh Gaspar sedang tergantung pada dinding 'kamar tidur' tersebut. Tanpa basa-basi ia langsung balik belakang dan lari menyusuri lorong-lorong di Polres menuju ruang piket.
"Saya ketemu beberapa polisi tapi saya tidak bisa bicara. Saya kaget. Setelah saya lapor piket, barulah semua polisi datang ke ruangan tempat korban gantung diri," jelas Irawan dibenarkan Kepala Sub Bagian Humas (Kasubag Humas) Polres Lembata, Yusuf Darmawan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.