Uang Gaji Pegawai Rp 161 Juta Hilang, Tas Ditemukan Uangnya Tinggal Rp 500
Kurang lebih dua menit saat Nenabu dan Ano naik kembali ke mobil setelah menukar uang di Studio Expres Foto-SoE, uang gaji sebesar Rp 161 juta lebih.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Pos Kupang, Thomas Duran
TRIBUNNEWS.COM, SOE - Bendahara Gaji Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (PKAD), Alfryt Nenabu, dan sopir
mobil dinas DH 205 WU, Tonce Ano, mengambil uang gaji sebesar Rp 161.204.030 di Bank NTT Cabang SoE, Senin (2/2/2015), pukul 10.00 Wita.
Kurang lebih dua menit saat Nenabu dan Ano naik kembali ke mobil setelah menukar uang di Studio Expres Foto-SoE, uang gaji sebesar Rp 161 juta lebih itu raib. Uang itu diisi di dalam tas laptop warna hitam dan dipegang oleh Alfryt Nenabu menuju mobil sport DH 205 WU di depan bank.
Ditemui di tempat kejadian perkara (TKP) di Jalan Hayam Wuruk, tepatnya di depan Rumah Makan Sari Bundo, Kota SoE, Tonce Ano menjelaskan, setelah keluar dari Bank NTT Cabang SoE, mereka melintasi Jalan Diponegoro lalu belok kanan masuk Jalan Proklamasi, kemudian belok kiri melintasi Jalan Soekarno menuju Gereja Efata SoE untuk menukar uang recehan, namun tidak ada.
Tonce mengatakan, mereka kemudian kembali melintasi Jalan Soekarno dan belok kiri masuk Jalan A Yani. Dari Jalan A Yani masuk Jalan Hayam Wuruk dan menuju Rumah Makan Sari Bundo untuk membeli makan.
"Begitu tiba sekitar pukul 11.00 Wita, saya langsung turun memesan makan dan kembali naik mobil. Tidak lama kemudian Alfryt Nenabu minta turun untuk menukar uang di Studio Expres Foto, sambil membawa tas berisi uang.
Karena uangnya dia bawa saya juga ikut turun dan merokok di depan rumah makan lalu naik kembali ke mobil. Kurang lebih dua menit kemudian Nenabu naik kembali ke mobil dan menanyakan tas uang ada di mana. Saya katakan, tadi pak turun membawa serta tas uang. Dia tetap tidak terima dan mengatakan tas uang diletakkan di depan mobil di depan tempat duduk. Kami dua bertengkar di dalam mobil dan menelepon pimpinan di kantor untuk memberitahukan dan melaporkan kepada polisi," papar Ano.
Setelah mendapat laporan, Kepala Bagian Operasi (KBO) Reskrim Polres TTS, Ipda Dewa Ditya, dan Kepala Urusan (Kaur) Indentifikasi Aipda Laurens Jehau, bersama anggota Brigpol Purwanto, Briptu Polce Thaiboko, intel dan buser terjun ke TKP untuk mengidentifikasi dan menginterogasi bendahara dan sopir sebelum dibawa ke Polres TTS untuk diperiksa lebih lanjut.
Serahkan Kepada Polisi
Sekretaris Dinas PKAD TTS, Paul Parera, ditemui di Polres TTS, Senin (2/2/2015) mengatakan, pihaknya tidak bisa berbuat banyak dan menyerahkan kasus kehilangan uang itu kepada polisi.
Ia menjelaskan, uang Rp 161 juta lebih itu adalah uang gaji 58 pegawai bulan Februari 2015.
"Sikap dinas sudah jelas, menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian untuk membantu mengungkap dan menemukan
uang itu. Saya sudah melaporkan kasus ini kepada kadis (Kadis PKAD TTS) yang sementara bersama bupati berada di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Nanti bagaimana selanjutnya kami menunggu beliau pulang baru dibicarakan bersama semua pegawai. Soalnya dana itu sudah dianggarkan dalam DPA," kata Parera.
Parera berada di Polres TTS untuk melaporkan kasus tersebut agar diproses lebih lanjut hingga tuntas.
Sisa Uang Rp 500
Saat polisi sedang menginterogasi Alfryt Nenabu dan Tonce Ano di TKP, tiba-tiba datang seorang ojek dari dalam pasar dan menginformasikan ada orang menemukan tas warna hitam--yang diduga tas uang yang raib itu. Dan ternyata betul, tas itu yang dicari, namun uangnya tidak ada lagi. Hanya uang pecahan Rp 500 beberapa keping dan bukti pemotongan gaji pegawai negeri dari Bank NTT Cabang SoE.
Melianus Pandu, salah seorang pemilik kios yang menemukan tas itu mengaku tidak mengetahui ada kasus pencurian uang yang sedang heboh di bagian atas pasar.
"Tadi selesai makan siang, saya keluar dari kios hendak bermain kartu di depan. Saat saya melintas di antara kios milik Mas Sugianto dan Dedy Tulle, ada tas. Saya kira tas milik Mas Sugianto, sehingga saya ambil dan buka ternyata isinya hanya uang pecahan Rp 500, kuitansi dari bank dan koran. Tas itu bukan milik Mas Sugianto. Saya kembali ke pangkalan ojek di depan dan ternyata mereka sedang membicarakan uang satu tas hilang di mobil di depan Rumah Makan Sari Bundo. Saya menyampaikan, saya menemukan tas, tapi tidak ada uang. Seorang ojek melapor kepada polisi yang sedang menangani kasus itu," jelas Melianus.
Saat itu juga polisi langsung mengamankan tas itu, membawa kembali ke TKP dan diakui Nenabu bahwa tas itu berisi uang. Walau demikian, Nenabu tetap bersikukuh bahwa saat dia turun dari mobil, tas uang itu diletakkan di bawah tempat duduk bagian depan mobil.
"Saat saya turun uang itu saya letakkan di mobil karena ada sopir. Begitu saya kembali naik kurang dari dua menit uang sudah tidak ada," katanya.
Hasil olah TKP, polisi tidak menemukan tanda-tanda perusakan mobil, bahkan pintu mobil tidak terkunci. Keduanya bersama barang bukti mobil diamankan di Polres TTS untuk penyelidikan lebih lanjut.