Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Inilah Rumah Murah Bongkar Pasang dan Lebih Kuat Buatan Ari

PRIA yang biasa disapa Ari ini menunjukkan sebuah bangunan contoh Ramah Karsa, yang dibuat dengan metode konstruksi rumah unggul sistem panel instan

Editor: Sugiyarto
zoom-in Inilah Rumah Murah Bongkar Pasang dan Lebih Kuat Buatan Ari
Tribun Bali/Ida Ayu Made Sadnyari
RAMAH KARSA - Aplikator Ramah Karsa, Ari Setiya Wibawa ketika ditemui Tribun Bali di Kantornya, belum lama ini di Jalan Batu Sari III No 6B Renon, Denpasar. 

TRIBUNNEWS.COM - Perkembangan harga rumah di Bali saat ini sangat tinggi. Melihat hal ini, Ari Setiya Wibawa (29) terenyuh dan bersyukur karena diperkenankan sebagai aplikator Rumah Murah Bongkar Pasang (Ramah Karsa).

PRIA yang biasa disapa Ari ini menunjukkan sebuah bangunan contoh Ramah Karsa, yang dibuat dengan metode konstruksi rumah unggul sistem panel instan (ruspin).

“Metode konstruksi yang digunakan adalah ruspin, merupakan produk konstruksi hasil penelitian dari Kementerian Pekerjaan Umum, berupa panel dua beton bongkar pasang. Ini merupakan merupakan metode terakhir yang terbaharui dari metode lain sebelumnya dengan keunggulan lebih praktis dan memiliki kekuatan lebih baik dibandingkan metode lainnya,” ujarnya kepada Tribun Bali belum lama ini di Jalan Batu Sari III No 6B Renon, Denpasar.

Menurutnya, Ramah Karsa hadir untuk masyarakat Bali yang rindu memiliki hunian atau bangunan lain yang lebih murah, cepat, kuat, tahan gempa, dan dapat dipindahkan sewaktu-waktu.

Selain untuk rumah tinggal metode ini juga bisa diaplikasikan seperti pada kos-kosan, asrama, kios-kios sewa, tempat ibadah, bangunan publik, kantor, dan program bedah rumah sebagai corporate social responbility (CSR) dari perusahaan atau program pemerintah.

Alumnus Fakultas Teknik Arsitek Universitas Katolik Parahyangan Bandung ini mengatakan, produk ini jauh lebih baik dibandingkan produk konvensional. Untuk bangunan satu lantai kuat menahan goncangan gempa berkekuatan 8 skala richter.

“Selain itu, proses pembangunannya juga lebih cepat dibandingkan konvensional. Jika konvensional prosesnya bisa tiga bulan sedangkan dengan sistem ini hanya perlu 1,5 bulan sehingga lebih cepat 50 persen. Meski menggunakan konstruksi ini, untuk atap dan dinding bebas memakai bahan apapun,” katanya.

Berita Rekomendasi

Pembanguann rumah konvensional yang standarnya baik, tipe 36 menghabiskan biaya Rp 3 juta-Rp 3,5 juta per meter per segi atau Rp 120 juta-Rp 150 juta untuk jadi rumah. Namun, dengan metode ruspin ini, hanya menghabiskan Rp 80 juta-Rp 90 juta untuk tipe yang sama dan dengan finishing yang sama. Sehingga bisa hemat hingga Rp 40 juta untuk satu rumah.

“Kami merakit dengan sistem penyambungannya menggunakan baut sehingga memiliki struktur yang lebih baik, lebih murah, lebih cepat dan lebih kuat. Harga per panelnya mulai ratusan ribu. Untuk membuat konstruksinya saja habis Rp 7 juta sampai Rp 7,5 juta,” ujarnya.

Pria asal Denpasar ini menjelaskan, konstruksi ini menjadi murah karena ada investasi di dalam konstruksinya. Kalau membuat bangunan pada tanah sewa dan suatu saat mau pindah, panel ini tetap bisa dibongkar dan dirakit lagi sehingga tidak terbuang, hanya perlu ganti bautnya saja.

“Kami sedang mengerjakan sebuah rumah di Gianyar. Sejak diperkenalkan Desember 2014 lalu di Bali, sudah tiga konsumen yang melakukan komunikasi detail dan kami sedang mengerjakan rencana anggaran biaya (RAB) serta desainnya,” ungkapnya.

Menurutnya, dengan situasi ekonomi di Bali yang harga tanahnya tinggi, hadirnya ruspin ini akan sangat membantu masyarakat.

Sehingga kebutuhan rumah layak, nyaman, dan murah dapat dapat dimiliki masyarakat dengan ekonomi yang sedang berkembang.

“Kami optimistis dengan produk ini akan diterima masyarakat luas. Sebab tidak terbatas pada hunian, terkadang program CSR dan daerah yang sulit dijangaku akan mahal biayanya dengan metode konvensional. Sedangkan dengan metode ini menjadi lebih mudah, karena tenaga yang dibutuhkan lebih sedikit dan butuh waktu lebih cepat,” ujarnya. (ida ayu made sadnyari)

Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas