Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Derita Bocah Tumor Mata, Jangankan Berobat Uang Buat Makan Saja Susah

sianya baru 3 tahun, 8 bulan, namun penyakit yang dideritanya, sungguh membuatnya tak bisa apa-apa.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Derita Bocah Tumor Mata, Jangankan Berobat Uang Buat Makan Saja Susah
Surya/Imam Taufiq
Sabikul Khoirot, bocah baru berumur tiga tahun harus menderita sakit tumor mata. Ibu dna bapaknya dari Keluarga iskin ini tidak mampu membawa anaknya ke Rumah sakit 

TRIBUNNEWS.COM, BLITAR - Usianya baru 3 tahun, 8 bulan, namun penyakit yang dideritanya, sungguh membuatnya tak bisa apa-apa.

Bahkan, jangankan bermain seperti anak-anak seusianya, sekadar buat gerak saja, penyakitnya itu langsung membuatnya kesakitan.

Adalah Sabikul Khoirot, anak pasangan Romdoni (40) dan Kanifah (35), warga Dusun/Desa Pandanarum Rt 02/Rw 02, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar. Melihat ciri penyakitnya, ia diperkirakan menderita tumor mata (kanker mata).

Akibat penyakitnya itu, mata kanannya sudah tak berfungsi lagi karena tak bisa dipakai melihat benda di sekitarnya. Itu akibat tertutup benjolan daging. Bahkan, kelopak matanya juga sudah tak terlihat karena ikut ketarik benjolan daging tersebut.

Kini, benjolan itu menjulur sepanjang 6,5 cm. Mungkin, saking beratnya benjolan itu, sampai ketarik ke bawah, mendekati mulutnya.

"Sejak sakit sekitar delapan bulan lalu, ia belum pernah kami periksakan, apalagi ke dokter sehingga kami nggak tahu penyakit apa yang diderita anak saya. Kami nggak punya uang sehingga takut membawanya berobat," tutur Kanifah ditemui di rumahnya, Rabu (11/2).

Selama delapan bulan anaknya sakit seperti itu, menurut Kanifah, hanya dirawat di rumah. Justru, yang ia ingat, penyakit anaknya itu sama persis dengan yang dialami anak
perempuannya, Khamidah, yang tak lain kakaknya, Sabikul Khoirot.

Berita Rekomendasi

Namun, akhirnya, anaknya yang kedua itu meninggal dunia pada usia 3 tahun, dengan mengalami penyakit yang sama.

"Saat itu, kondisi penyakitnya sama dengan dia. Yakni, terdapat benjolan pada mata kanannya, juga sebesar itu. Namun, karena kami nggak punya uang, akhirnya
nggak sempat kami bawa ke dokter," paparnya sambil meneteskan air mata, mengenang anaknya yang tiada.

Menurutnya, gejala awal penyakit yang dialami kedua anaknya itu, ciri-cirinya sama. Di antaranya, tubuhnya panas, kedua matanya kemerahan dan gatal. Setelah itu, muncul benjolan kecil pada matanya, dan cepat membesar.

"Saat benjolan masih kecil seperti bisul, jika dipakai melihat, rasanya gatal sehingga selalu digaruk. Kalau sudah digaruk, keluar air keruh, tapi bukan nanah," ungkapnya.

Akibat penyakitnya itu, menurutnya, kini anaknya tak mau keluar rumah. Selain malu pada teman-temannya, juga kalau kena sinar matahari, rasanya panas bercampur gatal
pada benjolan tersebut. Apalagi, kalau malam hari, ia seperti tak bisa tidur karena benjolan itu rasanya nyeri dan kepingin digaruk terus.

"Yang kami kasihan itu, ia tak bisa tidur dengan posisi seenaknya, kecuali hanya hanya terlentang saja. Sebab, kalau dipakai tidur miring, misalnya, ia langsung kesakitan," paparnya.

Apalagi, benjolan itu kini menjulur kian memanjang, dan hampir sampai mulutnya, sehingga cukup mengganggu saat makan. Sebab, setiap mulutnya digerakkan, katanya
nyeri sehingga menangis.

Halaman
12
Tags:
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas