Dua Kamera Pemantau Kawah Kelud Rusak Disambar Petir
Dua dari empat kamera pemantau yang ada di kawah Gunung Kelud rusak akibat disambar petir.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, KEDIRI - Dua dari empat kamera pemantau yang ada di kawah Gunung Kelud rusak akibat disambar petir. Namun dua kamera lainnya masih dapat berfungsi untuk memonitor kondisi kawah.
"Beberapa waktu lalu ada dua kamera pemantau yang rusak karena disambar petir. Namun dua kamera lainnya masih dapat difungsikan dengan baik," ungkap Khoirul Huda, petugas Pos Pantau Gunung Kelud kepada Surya, Jumat (13/2/2015).
Dijelaskan Khoirul, kerusakan dua kamera pemantau kawah tersebut sejauh ini masih belum diperbaiki. Kondisi itu tidak masalah karena dua kamera lainnya masih berfungsi dengan baik untuk memonitor kondisi yang ada di kawah.
Sementara kondisi terkini kawah Gunung Kelud yang tepat setahun lalu mengalami erupsi hingga saat ini masih belum terlihat ada tanda-tanda terisi air.
"Kondisi kawahnya masih kering," ungkapnya.
Kawah Gunung Kelud mengalami perubahan setelah mengalami erupsi dahsyat pada 13 Februari 2014. Sebelumnya kondisi kawah ada timbunan kubah lava yang menjulang setinggi 350 meter.
Sedangkan kondisi kawah saat ini kembali seperti bentuknya semula berupa cekungan seperti danau yang pada saatnya nanti bakal terisi air.
Sebelum ada kubah lavanya, kawah Gunung Kelud memang ada danaunya. Malahan masyarakat sekitar lereng Gunung Kelud biasa menggelar acara prosesi adat larung sesaji hasil bumi dan kepala kerbau.
Khoirul juga mengingatkan masyarakat yang tinggal di bantaran sungai yang berhulu di lereng Gunung Kelud untuk terus waspada. Masalahnya, masih ada jutaan meter kubik material vulkanik yang berada di puncak.
"Sementara yang perlu diwaspadai lahar hujan," tambahnya.
Sementara Camat Ngancar Drs Ngaseri menambahkan, meski erupsi Gunung Kelud telah setahun berlalu namun masih ada yang perlu diwaspadai yakni lahar hujan.
"Kalau kawasan puncak Gunung Kelud hujan deras kami terus monitor semua sungainya," ungkapnya.
Masalahnya, dari hasil pemantauan petugas, di kawasan puncak Kelud saat ini masih banyak timbunan material vulkanik yang sewaktu-waktu turun ke sungai bersama air hujan.
Sehingga berpotensi terjadinya banjir lahar.
Kondisi itu kata Ngaseri cukup mengkhawatirkan, karena banyak sungai yang menjadi aliran lahar lokasinya berdekatan dengan perkampungan penduduk.
"Kami tak henti-hentinya meminta masyarakat untuk waspada kalau sungainya banjir lebih baik menyingkir," tambahnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.