Mucikari Batam Cari Cewek-Cewek Seksi Sampai ke Berbagai Pelosok Negeri
Tribun Batam menelusuri bagaimana “bisnis perempuan” ini dijalankan. Tulisan disajikan secara bersambung
Editor: Sugiyarto
Laporan Tribunnews Batam, Alvin Lamaberaf
TRIBUNNEWS.COM, BATAM- Ibarat gula, Batam memang kian menjadi daya tarik bagi “semut-semut” dari berbagai daerah di Indonesia.
Mereka ke Batam dengan bermacam tujuan, tidak terkecuali untuk memenuhi pasar “bisnis perempuan” yang dilakoni para mucikari di kota industri ini.
Tribun Batam menelusuri bagaimana “bisnis perempuan” ini dijalankan. Tulisan disajikan secara bersambung setiap hari pada kanal Lipsus web batam.tribunnews.com.
Seseorang yang sudah lama bergelut di dunia “perempuan” di Batam, L, menceritakan, untuk mendapatkan wanita-wanita muda, cantik, dan seksi, harus mencari ke pelosok-pelosok Indonesia.
Sumbernya pun tak terbatas mulai dari pulau Jawa, Sumatera, Lombok, Sumbawa, Kalimantan, Sulewesi, Timor dan Alor serta Flores.
Pencariannya, kata L, terkadang tidak langsung dilakukan olehnya melainkan memesan dari para agen di daerah-daerah.
Sementara yang di Batam tinggal menunggu pesanan datang di pelabuhan dan bandara.
"Setiap bulan yang datang ke Batam bayak yang cari kerja. Kita saja berebutan tunggu di bandara dan pelabuhan. Kebanyakan perempuan. Siapa cepat dia dapat," kata L seorang pencahari dan pebisnis tenaga kerja di Batam.
Menurut L, rata-rata perempuan yang datang sudah memiliki distributor di Batam. Para distributor telah mempunyai jaringan untuk mendistribusi para pekerja di tempat dan orang yang menjadi lengganannya.
Sesampainya di Batam para perempuan tersebut, rata-rata dipekerjakan di tempat hiburan malam atau sebagai pelayan seks di berbagai tempat prostitusi terselubung di Batam.
" Kami dipesan dari sana sama mami yang di Batam. Mami disana yang cari kami dan dia order dengan harga khusus," ungkap Y, seorang pekerja seks komersil (PSK) yang mengaku berasal dari Jawa.
Y mengaku, biasanya perempuang-perempuan pesanan mami-papi di Batam didatangkan tidak sendirian melainkan berkelompok.
“Satu kali berangkat dari kampung biasanya bias 5-10 orang,”ujar Y yang ditemui Tribun Batam di salah satu tempat nongkrong di Batam.