Ingin Naik Kelas, Peserta BPJS Malah 'Ditodong' Rp4 Juta
Bagi peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) secara mandiri dan tidak memiliki kantung tebal, waspadalah jika hendak naik kelas.
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Bagi peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) secara mandiri dan tidak memiliki kantung tebal, waspadalah jika hendak naik kelas. Pasalnya, kocek untuk membayar cost sharing pelayanan itu tidak sedikit.
Sapto (30), misalnya. Warga Kelurahan Pringsewu Selatan, Kecamatan Pringsewu, Lampung, ini harus merogoh kocek hampir Rp4 juta untuk membayar selisih naik kelas dari BPJS kelas II ke pelayanan kelas I Rumah Sakit Umum Wisma Rini, Pringsewu.
Awalnya, dia tidak tahu bila selisih harga naik kelas sampai sebesar itu. Pertimbangan dia naik kelas pelayanan itu, karena pelayanan yang sesuai dengan BPJS-nya di rumah sakit tersebut sudah penuh.
Sapto mengaku, membutuhkan pelayanan kesehatan rumah sakit tersebut untuk persalinan istrinya, Dwi (23) yang akan melahirkan anak pertamanya, Minggu (8/2/2015) pukul 23.00 WIB.
"Pelayanan untuk kelas dua penuh, sedangkan yang ada pada saat itu pelayanan untuk kelas I. Saya mendapat informasi dari perawat jaga dan petugas di loket pendaftaran bahwa selisih biaya kenaikan kelas sekitar Rp500 ribu hingga Rp1 juta. Atas pertimbangan itu saya mau naik kelas," kata Sapto.
Namun, pada saat itu tim medis RSU Wisma Rini memutuskan kelahiran bayi Dwi ini hanya bisa dilakukan dengan sexio cesar. Anak dan ibu selamat. Sapto merasa bahagia.
Namun di sisi lain, ia sempat syok saat tahu biaya cost sharing yang harus dia bayar sebesar Rp3.997.000. Jumlah anggaran itu dari total biaya pelayanan dan fasilitas kelas I itu sebesar Rp8.197.000, yang dikurang dengan biaya fasilitas BPJS kelas II rumah sakit tipe D sebesar Rp4.200.000.
Sapto pun sempat terkejut dengan biaya yang harus dia bayar karena dana yang dia siapkan sekitar Rp2,5 juta masih kurang. Alhasil dia pun 'gali lubang' untuk menutupi kekurangan biaya tersebut.(Robertus Didik Budiawan Cahyono)