Rayakan Imlek, Warga Tionghoa Jombang Ziarah Makam Gus Dur
Kaum Tionghoa umumnya sangat mengagumi dan menghormati Gus Dur, karena jasa-jasa Gus Dur kepada kaum minoritas Tionghoa.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JOMBANG - Merayakan Imlek 2566, puluhan warga Tionghoa Jombang berziarah di makam mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), di Ponpes Tebuireng Jombang, Kamis (19/2/2015). Mereka menabur bunga, mendoakan Gus Dur dan beraharap Pemerintahan Jokowi segera menganugerahi gelar pahlawan bagi cucu pendiri NU KH Hasyim Asyari ini.
Kuncoro Hadianto dari Perhimpunan Indonesia Tionghoa (Inti) mengungkapkan, kaum Tionghoa umumnya sangat mengagumi dan menghormati Gus Dur, karena jasa-jasa Gus Dur kepada kaum minoritas Tionghoa.
"Termasuk perayaan imlek yang kini bebas dirayakan kaum tionghoa di Indonesia adalah atas jasa Gus Dur saat jadi presiden," kata Kuncoro usai tabur bunga di pusara Gus Dur.
Begitu besar jasa Gus Dur dan bukan hanya kepada warga Tionghoa tetapi kepada semua yang merasakannya di Negara kita Indonesia, maka Inti meminta Presiden Jokowi menganugerahkan gelar pahlawan Nasional kepada Gus Dur.
"Ini permohonan yang kami yang tulus. Gus Dur sangat layak mendapat gelar pahlawan nasional," imbuh Kuncoro yang juga pemeluk Konghucu.
Pdt Edi Kusmayadi dari Badan Koordinasi Seluruh Gereja (BKSG) Jombang mengungkapkan, atas peran dan jasa Gus Dur, kaum Tionghoa akhirnya bisa memiliki hak yang sama dengan warga Indonesia lain. Saat orde baru warga keturunan ini sangat didiskreditkan.
Namun waktu zaman Gus Dur jadi presiden, mantan ketua umum PBNU itu malah meminta jika ada warga Tionghoa yang ditindas jangan diam.
“Sejak itulah seluruh warga Indonesia, tokoh agama dan tokoh masyarakat di semua pemerintahan memiliki pemahaman yang berubah yang berubah pada era Gus Dur. Mendapatkan suatu kebebasan untuk berekspresi bahkan berpolitik,” tambahnya.
Kedatangan warga keturunan Tionghoa pada perayaan Imlek ke makam Gus Dur, dikatakannya sebagai bentuk penghormatan terhadap perjuangan Gus Dur.
“Kami menghormati dan berterimakasi atas perjuangan Gus Dur kepada kaum Tionghoa, secara luar biasa,” tandasnya.
Di samping mendoakan Gus Dur, para Tionghoa yang berziarah juga berdoa agar Indonesia tetap kondusif, tidak ada huru-hara, damai sejahtera di bumi Indonesia.
“Kalaupun ada letupan-letupan kecil, itu adalah hal biasa,” pungkas Kuncoro.
Penulis: Sutono
Baca selengkapnya di Harian Surya edisi hari ini.
LIKE Facebook Page www.facebook.com/SURYAonline
FOLLOW www.twitter.com/portalSURYA