Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kesal Anaknya Diajak Menginap, Kayubi Bakar Empat Teman Putrinya

Setelah ditunggu sampai pagi, Wiwit bersama temannya pulang pukul 09.00 WIB. Begitu mereka datang, kemarahan tersangka langsung terbakar.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Kesal Anaknya Diajak Menginap, Kayubi Bakar Empat Teman Putrinya
Surya/Anas Miftakhudin
Tersangka Kayubi saat diperiksa penyidik Reskrim Polsek Candi, Jumat (27/2/2015). 

TRIBUNNEWS.COM, SIDOARJO - Kayubi ( 43), warga Desa Kalipecabean, Kecamatan Candi, Sidoarjo, tidak rela putrinya, Wiwit Sitaresmi Yunianti (19), diajak menginap oleh empat temannya di vila kawasan puncak Tretes, Pasuruan yang sering dianggap sebagai kawasan seks bebas. Kayubi pun membakar hidup-hidup empat teman putrinya.

Kapolsek Candi, Kompol Eko Djoko, menilai, tindakan Kayubi termasuk berlebihan.

"Dari hasil olah TKP, kami menemukan botol bensin dan korek api," ungkap Kompol Eko, Jumat (27/2/2015).

Penyidik yang memeriksa tersangka Kayubi menuturkan, kejadian itu bermula saat Wiwit diajak empat temannya ke Pacet. Alasannya terkait pekerjaan di kantor mereka, yakni ada pameran di daerah Pacet. Wiwit baru bekerja di dealer motor kawasan Slautan, Sidoarjo mulai 17 Februari lalu.

"Waktu itu saya tidak mengizinkan Wiwit ke Pacet dan tidak mungkin ada pameran saat malam hari. Karena tuntutan pekerjaan, ya mau bagaimana lagi," ujar Kayubi yang akhirnya mengizinkan putrinya pergi bermalam.

Maka, Wiwit lantas pergi bersama empat temannya Andri Kristanto (26) warga Desa Sumput, Kecamatan Sidoarjo; Nur Khuliyanto (20) warga Dusun Besuk Desa Sambung Rejo, Kecamatan Sukodono; Eka Cahya Wulandari (19), warga Jalan Raya Celep, Kelurahan Celep, Kecamatan Sidoarjo; dan Nuria Anggraeni (22), warga Sedati Gede, Kecamatan Sedati.

Saat itu, Andri Kristanto selaku supervisor menjamin keselamatan Wiwit di depan ayahnya. Ia berjanji, acara pameran di Pacet tidak berlangsung lama sehingga diperkirakan balik lagi ke Sidoarjo pukul 22.00 WIB.

Berita Rekomendasi

Lantas, Wiwit bersama empat temannya berangkat dari Sidoarjo sekitar pukul 18.00.

"Saat melepas anak saya dan empat temannya, terus terang dengan berat hati. Wiwit satu-satunya anak saya dan dia memiliki penyakit sesak napas," terang Kayubi.

Selama perjalanan, Kayubi mengaku terus berkomunikasi dengan Wiwit lewat SMS dan selalu dijawab. Begitu menginjak pukul 22.00 WIB, Kayubi mulai galau karena anaknya belum juga kembali ke rumah.

"Waktu saya SMS untuk bertanya apa sudah balik ke Sidoarjo, Wiwit menjawab belum karena katanya masih makan di warung depan pemandian air panas," papar tersangka.

Dalam kondisi seperti itu, Kayubi masih berpikir baik dan terus menunggu putrinya pulang. Menginjak pukul 24.00 WIB, tersangka mulai berpikir yang tidak-tidak.

Kayubi mengirim SMS lagi ke anaknya untuk menanyakan posisinya.

"Ternyata Wiwit menjawab tidak jadi pulang dengan alasan ada temannya yang yang muntah-muntah dan Wiwit pamit menginap," terangnya kepada penyidik.

Halaman
12
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas