Trik Masyarakat Adat Meratus Lestarikan Buah Langka
Warga Balai Ramang Desa Patiakalain, Kecamatan Hantakan, Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan masih melestarikan buah-buahan langka
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, BARABAI - Warga Balai Ramang Desa Patiakalain, Kecamatan Hantakan, Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan punya trik melestarikan buah-buahan langka.
Mereka memilih cara tidak menebangi pohon-pohon tuanya dan masih mempertahankan pohon tersebut, hingga tiap tahun bisa memanen buahnya.
Buah-buahan langka tersebut, seperti buah gitaan yang berbentuk bulat dengan daging buah berwarna kuning kemerahan, buah kapul yg isi dalamnya mirip bentuk bawang putih, serta buah pampakin.
Kepala Balai Adat Ramang, Karani mengatakan, buah-buahan jenis tersebut, yang ada dipasaran selama ini banyak dipasok dari Balai Ramang, yang merupakan anak desa Patikalain.
"Kami tak tergiur menebangi pohonnya, karena untuk menanamnya hingga berbuah, butuh waktu puluhan tahun," katanya. Anak desa ini juga penghasil buah durian. Lebih dari dua bulan ini, warga setempat masih memanen buah durian, dan pampakin (seperti durian tapi daging buahnya berwarna kuning), serta duku.
Bambang Sujianto, seniman dari komunitas perupa yang juga relawan dan sudah tinggal di desa tersebut selama setahun mengatakan tertarik membantu warga membudidayakan buah-buahan langka. Dia pun mengumpulkan biji-biji seperti buah gitaan dan kapul, untuk disemai dan ditanam dalam jumlah yang lebih banyak.
"Ini kekayaan jenis buah di Meratus. Saya sendiri pas baru tinggal di sini pernah makan buah gitaan, yang rasanya unik, seperti vitamin C alami,"kata Bambang.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.