Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kapal Phinisi Pusaka Indonesia Butuh Rp 2,5 M

Para tamu undangan melewati beberapa prosesi Bersih Tanah dan Air Songka Bala oleh Komunitas Bissu Segeri Pangkep

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Kapal Phinisi Pusaka Indonesia Butuh Rp 2,5 M
Net
Phinisi Festival, Bulukumba 

TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Ritual pembuatan kapal Phinisi Pusaka Nusantara, dimulai Minggu (8/3/2015) siang, di bibir pantai Pelabuhan Penyeberangan Jl Ujungpandang, depan Port Rotterdam, Makassar.

Ritual pembangunan kapal bertonase 150 GWT ini ditandai dengan pemotongan lunas (tulang rangka utama kapal phinisi) oleh panrita lopi dari Bira, Bululumba, Haji Ariawan, Pannatara Daeng Masarro, dan Ponggawa Satturuddin.

Kapolda Sulsel Irjen Pol Anton Setiadji dan Wali Kota Makassar Danny Pomanto, dan ratusan tetamu menyaksikan rangkaian ritual tua ini.

Para tamu undangan melewati beberapa prosesi Bersih Tanah dan Air "Songka Bala" oleh Komunitas Bissu Segeri Pangkep.

Ketua I Yayasan Makassar Skalia, Sapfril Akhmady, yang juga salah seorang penggagas pembuatan Phinisi ini, menyebut ritual itu bermakna tentang kebersihan tempat dan lokasi untuk pembuatan kapal Phinisi, serta kebersihan hati dari setiap insan yang terlibat dalam upacara ritual.

Usai acara, Kapolda dan Wali kota mengajak warga Sulsel dan siapa saja yang peduli pelestarian pusaka Nusantara asal Sulawesi ini.

Kapal Phinisi Pusaka Nusantara memakan dana sebesar Rp 2,3 miliar. Dana sebagian besar dari sumbangan warga.
Kapal Phinisi ini berukuran panjang 25 meter, lebar 5,5 meter, tinggi 3,5 meter, dan kapasitas muatan 150 Tonase.

Berita Rekomendasi

Nantinya, Yayasan Makassar Skalia, akan membuka celengan di lokasi pembangunan kapal selama setahun di depan benteng Port Rotterdam.

Walikota Danny Pomanto menyambut terbuka sebenarnya dia terlambat satu langka dengan Anton yang lebih cepat dalam gagas kapal Phinisi.

"Saya sebenarnya tersinggung dengan Kapolda karena dia banyak bergerak dengan mengumpulkan gagasan" kata Danny sambil sedikit membukuk.

Danny juga prihatin dengan lokasi peresmian pembuatan kapal phinisi yang sebenarnya tidak layak untuk sebuah upacara sakral.

"Setelah melihat lokasi ini, saya akan menyuruh Dinas Pekerjaan Umum untuk membersihkan lokasi ini dan bila perlu kita buat sekretariat permanen di sini" ujarnya.

Setelah mendengar keterbukaan dari sambutan yang dibawakan oleh Danny, Anton dalam menyanggah balik. "Pak Danny, terlalu berlebihan. Saya bukan penggagas tapi cuman menyentil" kata Anton sambil senyum.

Anton juga menambahkan bahwa dia punya tanggungjawab besar dalam meyelesaikan kapal phinisi karena mertuanya orang asli Makassar.

"Kalau pak danny tidak menyelesaikan pekerjaan ini, saya yang akan bertanggung jawab dengan ini" ungkap Anton didepan Danny dan para tamu.

Upacara dilanjutkan dengan puncak yaitu Ritual Pemotongan Lunas "Annatarak Kalebiseang" oleh Panrita Lopi H.Ariawan, Pannatara Daeng Masarro, dan Ponggawa Satturuddin

Upacara Annatarak atau pemotongan lunas diterjemahkan sebagai kegiatan meratakan ujung lunas, upacara ini adalah penentuan hari baik berdasarkan penanggalan leluhur dan kemudian peresmian pembuatan kapal Phinisi ini diresmikan dengan memotong ujung Lunas (kalebiseang).(cr5)

Tags:
Sumber: Tribun Timur
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas