Warga Sebatik Temukan Serpihan Pesawat Sisa Perang
Enam orang warga di Pulau Sebatik, menemukan serpihan pesawat yang diduga digunakan untuk perang saat konfrontasi Republik Indonesia-Malaysia.
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru
TRIBUNNEWS.COM, NUNUKAN - Enam orang warga di Pulau Sebatik, menemukan serpihan pesawat yang diduga digunakan untuk perang saat konfrontasi Republik Indonesia-Malaysia.
Jamaluddin, Yusuf, Hasruddin, Boby, Umar dan Syahmi memang sengaja mencari bangkai pesawat dimaksud, karena penasaran dengan cerita-cerita warga setempat.
Jamil menceritakan, mereka harus melewati bukti yang curam dan terjal, dengan menelusuri hutan sejauh dua kilometer dari Kantor Camat Sebatik Tengah. Dua jam melakukan perjalanan, mereka tak juga menemukan hasil.
Namun rasa penasaran yang tak hilang membuat mereka melanjutkan perjalanan dan menelusuri aliran sungai di kawasan itu.
Pencarian itupun tak mengecewakan, dibekas kebun yang sudah tak terurus di Desa Aji Kuning, Kecamatan Sebatik Tengah mereka akhirnya menemukan serpihan pesawat yang dicari.
“Ini pesawat perang produksi 1937 – 1942 Inggris. Itu terlihat dari tangki bahan bakarnya yang bercap AROMATIC 10 PSI,” kata Jamaluddin, melalui surat elektronik kepada Tribun, Minggu (22/3/2015).
Mereka menduga serpihan itu merupakan bangkai pesawat tempur pada perang dunia ke II. “Tetapi yang agak mendekati yaitu MIG 21 saat konfrontasi Indonesia dengan Malaysia yang juga bangkainya tidak ditemukan sampai saat ini,” ujarnya.
Awalnya, kata Jamil, sejumlah warga menertawai ketika mereka menceritakan penemuan itu. Namun setelah menunjukkan foto-foto penemuan pesawat, warga malah kaget dan heran.
Saat ini serpihan bangkai pesawat dimaksud dibawa ke SMP Negeri 1 Sebatik Tengah, tempat Jamaluddin mengajar.
“Ini untuk jadi pajangan sejarah. Kami juga akan buatkan sinopsis untuk pembelajaran siswa di sekolah,” ujarnya.
Dia yakin, masih ada serpihan yang lebih besar. Karena itu, dalam waktu dekat mereka kembali berencana melakukan pencarian di sekitar lokasi penemuan pertama.
Jamaluddin mengatakan, pencarian yang mereka lakukan ini tidak lepas dari rasa penasaran mengenai perang konfrontasi Republik Indonesia dan Malaysia pada awal 1960-an silam.
Kebetulan, Pulau Sebatik yang terbagi menjadi milik Indonesia dan Malaysia merupakan salah satu medan pertempuran saat itu.
“Sejak sekolah, saat bisa membaca dan paham maksud kalimat, saya penasaran dengan gambar – gambar dan bacaan yang ada gambar tank dan pesawatnya,” ujarnya.
Saat duduk dibangku SMA, Jamaluddin telah mendengar ada serpihan pesawat di Desa Maspul.
“Namun itu hanya tinggal cerita karena saat ke Maspul tidak terbukti ada serpihan pesawatnya. Di situlah saya makin penasaran dan terus mencari kabar – kabar baru. Siapa tahu benar adanya,” ujarnya.
Jamaluddin kemudian bercerita panjang lebar dengan Syahmi, penjaga SMP Negeri 1 Sebatik Tengah. Syahmi menceritakan, saat masih kanak-kanak dia pernah melihat serpihan dimaksud. Bentuknya seperti drum dengan besi yang sangat keras. Informasi itulah yang ditindaklanjutinya dengan melakukan pencarian.