Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penyebab Siswa Kesurupan, Kasek dan Pihak Hipnoterapi Dituntut Tanggung Jawab

Sejumlah siswi yang mengalami kesurupan massal mulai Jumat (6/3/2015) paska pelaksanaan hipnoterapi hingga Rabu (1/4/2015)

Editor: Sugiyarto
zoom-in Penyebab Siswa Kesurupan, Kasek dan Pihak Hipnoterapi Dituntut Tanggung Jawab
surya/sudarmawan
Sejumlah siswi SMP Negeri 2 Kare, Kabupaten Madiun yang mengalami kesurupan massal meminta para siswa kelas 9 SMP itu untuk berdoa dan berjaga tanpa meninggalkan tempat di punden di seberang sekolah ini sejak kesurupan bersamaan para guru dan orangtuanya masing-masing, Rabu (01/04/2015) 

TRIBUNNEWS.COM, MADIUN - Sejumlah siswi yang mengalami kesurupan massal mulai Jumat (6/3/2015) paska pelaksanaan hipnoterapi hingga Rabu (1/4/2015), tak mau makan, kerap kali murung dan menyendiri.

Orangtua siswa mendesak Kepala SMP Negeri 2 Kare, Teguh Iriyanto dan pemilik Yayasan Bhakti Madiun, Luluk Suhandoko bertanggung jawab atas peristiwa kesurupan massal yang membuat semua pelajar SMP Negeri 2 Kare dan wali murid serta orangtua tak tenang.

"Saya minta tanggungjawab sepenuhnya dari kepala sekolah dan pimpinan yayasan pelaksana hipnoterapi kemarin," ucap Sarni (60) warga Dusun Bengkok, Desa Morang, Kecamatan Kare kepada Surya, Rabu (1/4/2015).

Sarni didamping istrinya, Ny Sutarni (50), mengaku ada banyak perubahan pada anaknya, Yuliana (15), yang hampir setiap terjadi peristiwa kesurupan massal mengalami seperti orang kerasukan.

"Pokoknya harus tanggungjawab. Sebelumnya anak saya normal sekarang susah makan. Kalau makan tak lebih dari 2 sendok. Lebih banyak murung dan menyendirinya," imbuhnya.

Hal yang sama disampaikan Ny Sutarni. Menurutnya, sudah hampir 3 minggu anaknya enggan makan dan minum air putih. Jika minta biasanya dibuatkan teh.

"Pokoknya siapa yang membuat anak saya menjadi seperti itu. Itulah yang bertanggungjawab. Termasuk siapa yang membawa acara hipnoterapi dan penanggungjawabnya itu yang bertanggungjawab," tegasnya.

Berita Rekomendasi

Sementara 5 tim medis yang terdiri dari 3 dokter dan 2 orang para medis dari Puskesmas Kare yang didatangkan Camat di lokasi kejadian tak bisa berbuat banyak.

Selain kondisi yang kesurupan suka marah dan memerintah, terlalu ramainya warga yang menyaksikan peristiwa itu semakin susah menyadarkan korban.

"Itu tekanan psikis. Jadi harus disembuhkan di ruang kelas di dalamnya ada konseling dokter, para medis, guru, pendamping dan orangtuanya. Kalau ramai seperti itu tidak mungkin bisa kami tangani," pungas dr Eka Ayu Santoso dari Puskesmas Kare yang datang ke lokasi.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas