Produksi Gabah Lahan Kering di Gunungkidul Tertinggi di Indonesia
Produksi gabah lahan kering di Gunungkidul tertinggi di Indonesia. Setiap hektarenya menghasilkan 4,5 ton, atau lebih tinggi sekitar 300 kilogram.
Editor: Y Gustaman
TRIBUNNEWS.COM, GUNUNGKIDUL - Produksi gabah lahan kering di Gunungkidul tertinggi di Indonesia. Setiap hektarenya bisa menghasilkan 4,5 ton, atau lebih tinggi sekitar 300 kilogram dibandingkan rata-rata produksi nasional yang hanya mencapai 4,2 ton.
Tingginya produksi gabah lahan kering tidak lepas dari pola tanam dan jenis padi yang dikembangkan petani. Jenis padi siherang yang sebenarnya tanaman untuk lahan basah sangat cocok dikembangkan di lahan kering sehingga hasilnya pun bisa maksimal.
Padi jenis siherang saat ini sudah banyak dikembangkan para petani di Gunungkidul. Selain lebih tahan serangan hama, padi jenis ini juga memiliki anakan batang cukup banyak sehingga hasilnya lebih besar di bandingkan padi jenis lainnya.
“Jenis padinya cocok dikembangkan di lahan kering sehingga hasilnya cukup tinggi. Rata-rata produksinya bisa mencapai 4,5 ton perhektar,” kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Gunungkidul, Azman Latif pekan lalu.
Dia menjelaskan, luas lahan kering yang digunakan untuk menanam padi di seluruh Gunungkidul mencapai sekitar 12 ribu hektare. Dari jumlah tersebut, hampir setiap hektarenya bisa menghasilkan gabah sekitar 4,5 ton.
Ke depan, pemerintah akan terus berusaha meningkatkan produktifitas gabah lahan kering. Selain melalui inovasi, juga akan dilakukan pembinaan terhadap petani. “Pembinaan akan kita lakukan terus, kita memiliki petugas penyuluh lapangan,” ucapnya.
Selain itu, untuk memaksimalkan produksi gabah, pemerintah juga akan mengembangkan jaringan irigasi guna memenuhi kebutuhan air bagi lahan pertanian.