Fresty Kesal Tiketnya Diubah Lion Air, Kopernya pun Hilang
Setelah tiba di Bandara SAMS Fresty menunggu koper di tempat pengambilan bagasi. Setelah ditunggu hampir satu jam kopernya pun tak kunjung kelihatan.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN - Seorang penumpang Lion Air terpaksa harus keluar bandara tanpa barang bawaan yang semula dibawanya. Koper tidak keluar saat dia berada di tempat pengambulan barang bagasi di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan, Senin (20/4/2015).
Awalnya Fresty Gryfanny berniat pergi ke Balikpapan dari Pekanbaru menggunakan pesawat Lion Air. Tanpa keterangan yang jelas pihak Lion Air membatalkan tiket Fresty. Pesawat Lion Air yang seharusnya berangkat dari Jakarta dan transit di Batam diubah jalurnya. Fresty harus transit di Cengkareng Jakarta bahkan dengan pesawat yang berbeda.
Dari Pekanbaru pukul 09.00 WIB dia terbang menggunakan pesawat Batik Air. Setelah tiba di Jakarta baru menggunakan pesawat Lion Air untuk sampai ke Balikpapan.
"Jadwal diubah dan diberi dua pilihan, saya mau tak mau ikut yang awal biar cepat sampai," ujar Fresty.
Setelah tiba di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Fresty menunggu koper di tempat pengambilan bagasi. Setelah ditunggu hampir satu jam kopernya pun tak kunjung kelihatan. Mengetahui penumpang lain sudah mendapat barang bagasinya masing-masing kemudian Fresty segera lapor ke customer service Lion Air.
Hal yang mengherankan pihak Lion Air hanya membantu untuk mengkonfirmasi kejadian kehilangan ini kepada pihak Lion Air di bandara sebelumnya. Mengetahui peristiwa tersebut pacar Fresty yang juga seorang ahli hukum ikut emosi.
Andros, pacar korban meminta pihak Lion Air untuk mencari koper tersebut. Namun prosedur yang dianggap menyulitkan oleh Adros tetap dijalani. Dia harus membuat berita kehilangan, harus menunggu tanpa ada kepastian koper akan bisa ditemukan.
Selain itu Andros meminta seorang Ground Staff untuk menghubungi pihak Lion Air yang berada di Jakarta.
Seorang Staf Lion Air, Dewi Hasriani mengatakan pihaknya sudah menghubungi Staff Lion Air yang berada di Jakarta, namun belum ada konfirmasi ulang terkait hilangnya koper penumpang dari Pekanbaru. Dia juga mengakui koordinasi intern maskapai Lion Air buruk.
"Kami sudah sampaikan ke Avsec yang ada di Jakarta, tapi memang belum ada jawaban. Kami mohon maaf atas kejadian ini," ujar Dewi.
Andros merasa pihak Lion Air mengabaikan hak para konsumen. Setiap konsumen yang kehilangan barang bawaan hanya bisa mengisi form kehilangan dan menunggu. Bahkan perlindungan terhadap konsumen akan keselamatan dan pelayanan kerap diabaikan maskapai ini.
"Sudah kehilangan, tetapi pihak Lion Air hanya bilang kami akan membantu. Dimana tanggung jawabnya terhadap konsumen?" tanya Andros.
Wakil Kepala Security Bandara SAMS Subiantoro mengatakan kejadian ini memang pernah terjadi. Terkadang jika ada penumpang kehilangan barang di bagasi dan harus menunggu lama, maka dibiarkan dan tidak diurus lagi.
"Paling lama proses tiga hari setelah laporan kehilangan. Karena transit ada kemungkinan belum berpindah dari pesawat pertama ke pesawat ke dua, atau bisa juga tertukar ke pesawat lain. Yang jelas kalau masalah ini bisa dicari. Yang jelas wewenang security hanya memantau melalui CCTV, jika ditemukan ada pelanggaran dari pihak bandara maupun maskapai pasti kami tindak," ujar Subiantoro.
Chief Avsec Lion Air, Muhammad Natser mengatakan setiap bandara pasti pernah ada kejadian kehilangan barang bawaan. Untuk itu pihaknya berharap peristiwa ini tidak dibesar-besarkan sampai ke jalur hukum.
"Kami tetap melayani dengan sopan dan megambil data-data yang dibutuhkan. Untuk bagasi yang hilang dan memang tidak bisa ditemukan, pihak kami akan mengganti seluruhnya. Dulu kami paling sering menangkap pencuri tas, namun yang mendapat pujian malah pihak bandara, bukan Avsec Lion Air," ujar Muhammad Natser.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.