Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Naskah UN Braille SMP di Surabaya Tidak Lengkap

Ujian Nasional (Unas) di SMP Luar Biasa A Yayasan Pendidikan Anak Buta (YPAB) Surabaya, Senin (4/5/2015), mengalami kekurangan naskah.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Naskah UN Braille SMP di Surabaya Tidak Lengkap
surya.co.id - sany eka putri
Wakasek SMPLB A YPAB, Dwi Rahmawati saat menunjukkan soal braille untuk siswa tuna netra. 

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Ujian Nasional (Unas) di SMP Luar Biasa A Yayasan Pendidikan Anak Buta (YPAB) Surabaya, Senin (4/5/2015), mengalami kekurangan naskah.

SMP di Jl Gebang Putih, Sukolilo, itu mengalami kekurangan naskah soal ujian unas untuk siswa penyandang tuna netra.

Sebanyak enam siswa tuna netra dua diantaranya mengalami kesulitan mengerjakan soal unas karena soal pada halaman pertama tidak ada.

Wakil Kepala SMPLB A YPAB Surabaya, Dwi Rahmawati, menerangkan kalau mengalami kekurangan naskah pada soal Bahasa Indonesia untuk siswa tuna netra.

“Soalnya sama seperti Unas hari ini, yaitu bahasa Indonesia. Tapi soal ini berbentuk huruf braille yang khusus tuna netra dan ada kekurangan naskah di halaman pertama,” terangnya.

Ia menambahkan kekurangan soal ini hanya dua siswa saja, keempat siswa tuna netra tidak ada masalah.

Dwi menjelaskan, kekurangan soal naskah itu, yakni seharusnya terdapat teks cerita sebanyak dua paragraf.

Berita Rekomendasi

“Tapi soal yang kedua berada di halaman selanjutnya,” terangnya.

Alhasil ia mengatakan siswa merasa kebingungan ketika mengerjakan soal.

Tapi, dalam hal ini, Dwi tak terlalu mempermasalahkan kejadian ini.”Ada guru pendampingnya setriap siswa.

Jadi siswa yang mendapat kekurangan soal, dibacakan oleh guru pendamping,” tuturnya.

Namun hal ini tetap diluar kendala dari pengawas dan panitia.


Kepala Dinas Pendidikan Surabaya, Ikhsan, mengakui kendala ini terjadi di luar perkiraan.

“Kendala seperti ini yang tidak bisa diprediksi. Karena pintu utama kalau terjadi kekurangan teks naskah ialah di percetakannya,” ungkap Ikhsan.

Ia menambahkan, kejadian seperti ini memang harus benar segera bisa diatasi oleh setiap pendamping atau pengawas di masing-masing sekolah.

Hal yang sama juga dikatakan Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Saiful Rachman.

Ia menegaskan kalau hal ini menjadi catatan bagi setiap percetakan agar tak mengulangi kesalahan ketika mencetak naskah.

“Percetakan yang harus lebih teliti. Seharusnya hal seperti ini bisa diminimalisir,” tandasnya.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas