Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Netizen Kritik Membludaknya Pengunjung Gua Pindul Yogyakarta

Membludaknya kunjungan wisatawan ke Gua Pindul mendapat banyak kritikan dari para netizen di media sosial.

Editor: Rendy Sadikin
zoom-in Netizen Kritik Membludaknya Pengunjung Gua Pindul Yogyakarta
Tribun Jogja
Suasana Gua Pindul yang penuh pengunjung 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Hari Susmayanti

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Membludaknya kunjungan wisatawan ke Gua Pindul mendapat banyak kritikan dari para netizen di media sosial.

Jika tidak segera dibatasi kunjungannya, dikhawatirkan hal itu akan merusak ekosistemnya.

Dalam foto yang diunggah oleh Lazarus Arintoko di Facebook pada Sabtu (2/5/2015), ribuan wisatawan mengantre di depan mulut gua.

Banyaknya wisatawan yang hendak masuk ke dalam gua menyebabkan air yang mengalir masuk ke dalam gua tidak tampak.

Bahkan, antrean wisatawan memenuhi lokasi di sekitar pintu masuk gua.

Mereka terlihat menunggu giliran sambil membawa ban.

Berita Rekomendasi

Salah satu netizen, Dian Tridayanti mengatakan membludaknya kunjungan membuat kenyamanan pengunjung berkurang.

Selain itu juga bisa merusak kawasan di sekitar Pindul karena diinjak-injak oleh ribuan orang.

pindul

“Kalo dah serame itu dah ga asik lagi, lagian kebayang gimana kondisi sekitar gua Pindul gara2 dipijak ratusan bahkan mungkin ribuan kaki seperti itu,” tulisnya saat mengomentari foto yang diunggah dalam Facebook.

Hal yang sama juga ditulis oleh Nining Rusty Tavip.

Dalam komentarnya, dia menyinggung membludaknya wisatawan membuat obyek wisata di Desa Bejiharjo tersebut tidak nyaman lagi.

“ Hadeeww....bgmn bs nyaman kalau begini,” tulisnya.

Sementara itu, dihubungi melalui telepon, salah seorang pengelola Gua Pindul, Haris Purnawan mengatakan pihaknya tidak bisa membatasi jumlah wisatawan.

Hal itu disebabkan pengelolaan Gua Pindul dilakukan oleh banyak sekretariat. Seharunya, pihak yang bisa membatasi kunjungan wisatawan adalah pemerintah daerah.

“ Pengelolanya tidak hanya satu. Seharusnya Pemkab yang membatasi, bukan kami,” katanya, Minggu (3/5/2015). (*)

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas